Gudeg.net- Sejumlah seniman melakukan Performing Art pada gelaran Jogja Street Sclupture Project #3 (JSSP #3) yang berada di Kawasan Titik Nol, Minggu (24.11).
.“Kegiatan ini merupakan salah satu cara merespons patung-patung yang terpajang dengan mengkolaborasikan seni musik, tari dan drama,” ujar Fathurahman Ramadhan.Hubungan Masyarakat (Humas) JSSP #3 Fathurahman Ramadhan pada keterangan press yang diterima GudegNet, Selasa (26/11)
Fathur menjelaskan, Performing art pada ruang publik ini juga masuk kedalam agenda utama dari JSSP #3. Tujuannya agar masyarakat memahami dan mengerti bahwa seni paturng juga dapat disandingkan atau dipadukan dengan pertujukan seni lainnya.
“JSSP merupakan kegiatan pameran patung publik jadi berada di luar ruang, bukan di galeri yang melibatkan masyarakat juga, jadi dapat dikatakkan JSSP dari masyarakat untuk masyarakat,” jelasnya.
Sejumlah seniman yang terlibat dalam performing art ini diantaranya Nares, Indhi, Noval, Ciang Lie, Andi, Andika, Fahri, dan Ame dari Kontramo.
Sejumlah performing art yang ditampilkan diantaranya, 'Ada' merespons patung Selaras karya kelompok Cahya (Agus Widodo, Yani Sastranegara, Cyca Leonita, Henry Kresna), 'Pencarian' merespons patung Hajar As’ad karya Ahmad Chotib Fauzi Sa’ad, 'Pill Pus dan Degup' merespons patung Melting Pot karya Hilman Syafriadi dan lainnya.
Salah satu seniman yang tampil Kontramo Indhi menuturkan, persiapan untuk pertunjukan ini dibutuhkan waktu sekitar dua hari.
“Proses yang kami lakukan ialah memahami karakter serta deskripsi yang kami terima agar pertunjukan bisa masuk menyatu dengan patung-patung yang ada disini,” tuturnya.
Kontramo menampilkan seni musik, tari, drama dalam performing art, mereka berusaha memunculkan kesan dramatik dari patung-patung yang dipamerkan.
“Semoga Yogyakarta sebagai kota budaya bisa lebih dikenal oleh wisatawan dan semoga JSSP #3 bisa mewujudkan itu lewat karya-karya patung yang dipamerkan,” tutur Mia yang merupakan warga asli Yogyakarta itu.
Warga yang melintas di kawasan Titik Nolpun turut memberikan respon dan apresiasinya. Ada yang dengan cara berswafoto hingga menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan.
Wisatawan asal Solo Firnanda mengungkapkan, penampilan performing art, terutama musiknya sangat menarik dan seolah menciptakan kesan hidup bagi patung-patung yang ada.
“Yogyakarta memang kota budaya yang penuh dengan seniman-seniaman keren, mudah-mudahan tetap terus berkarya dan menampilkannya di ruang publik, agar kita juga tahu bahwa patung merupakan jalur seni yang menarik,” harapnya.
Kirim Komentar