Gudeg.net- Kue keranjang atau biasa disebut dodol cina merupakan kue bulat bercitarasa manis dan legit yang selalu menjadi bagian penting pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Hal itu lah yang membuat rumah produksi kue keranjang Nyonya Seneng milik kakak beradik warga etnis Tionghoa Sianiwati dan Sulistyawati yang berada di daerah Tukangan Lempuyangan Yogyakarta selalu sibuk jelang Imlek.
Rumah produksi kue ini selalu dibanjiri pesanan dari sejumlah daerah di Yogyakarta dan sekitarnya. Ribuan kue keranjang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan perayaan Imlek pada tahun ini.
“Tiap tahun selalu ada peningkatan pesanan, tahun ini kami siapkan dua ton lebih dan sejak awal tahun sudah menyiapkan segala sesuatunya, baik dari bahan dasar hingga peralatan pembuatan kue,” ujar Sianiwati saat ditemui GudegNet, Selasa (21/1).
Sianiwati menjelaskan, proses pembuatan kue yang berbentuk bulat dan manis ini tergolong sangat sederhana walaupun membutuhakan waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk siap jual.
“Bahan dasarnya beras ketan putih, gula pasir dicampur rata lalu diuleni dan didiamkan semalam, hingga teksturnya bagus dan siap dicetak,” jelasnya.
Prosesnya, ketan putih digiling halus terlebih dahulu lalu dicampur dengan gula pasir dan diaduk dengan menggunakan cara manual lalu didiamkan selama semalaman.
Setelah adonan siap, tinggal dimasukkan kedalam cetakan yang terbuat dari almunium yang telah dilapisi plastik tipis agar tidak lengket.
Satu kali adonan biasanya dibuat dengan tiga hingga empat wadah besar dan bisa jadi sekitar ratusan kue. Kunci dari keberhasilan sebuah produksi terbukti dari hasil kukusan akhir, di mana akan keluarnya warna kecoklatan dari bahan kue.
“Pengukusan kue keranjang ini tidak sembarangan, bahan kue dikukus dengan waktu cukup lama hampir sekitar 15 jaman dan harus pakai kompor kayu, sampai warna coklatnya keluar dan wangi,” jelasnya.
Tempat produksi kue ini merupakan usaha keluarga secara turun menurun sejak tahun 1960. Hingga saat inim tempat ini masih mempertahankan cara manual dalam produksinya.
Pemilik beralasan pembuatan dengan cara manual tidak akan menghilangkan citra rasa khas kue keranjang miliknya.
Dodol cina Nyonya Seneng sudah memiliki sejumlah pelanggan pada setiap tahunnya, seperti dari Purworejo, Magelang, Gombong dan sekitarnya.
“Kami menjual per kilo, sekilonya sekitar Rp.40.000, tapi ada juga yang ratusan ribu klo dibuat paket atau parsel. Dalam sehari kami bisa menjual sekitar 240 kilo,” ucap Sulistyawati dari atas kursi rodanya.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang masuk dalam tahun Tikus Logam ini mereka hanya berharap dapat memenuhi pesanan para pelanggan agar warga etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek dengan lengkap.
“Mudah-mudah semua pesanan terpenuhi dan warga yang merayakan Imlek merasa senang karena tahun ini masih dapat menyajikan kue keranjang di rumah mereka,” pungkas Sulistyawati.
Kirim Komentar