Hiburan

Teatrikal Perang SU 1 Maret Pecah di Kawasan Titik Nol

Oleh : Rahman / Senin, 02 Maret 2020 13:19
Teatrikal Perang SU 1 Maret Pecah di Kawasan Titik Nol
Teatrikal Serangan Umum Satu Maret 1949 di Kawasan Titik Nol Yogyakarta, Minggu (1/3),Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Kawasan Nol Yogyakarta berubah mencekam ketika sejumlah pasukan Belanda menyerbu dengan menggunakan senjata dan meriam.

Suara rentetan tembakan dan ledakan bom terdengar saling bersahutan, satu persatu warga dan tentara laskar Merah Putih melarikan diri dari tengah kota Yogyakarta.

Setelah itu, terjadi pertemuan anatar Menteri Pertahanan saat itu (1949) Hamengku Buwono (HB) IX dan Jenderal Sudirman. Mereka memutuskan Letkol Soeharto untuk merebut kembali Yogyakarta yang dikuasai oleh pasukan Belanda.

Akhirnya Kota Yogyakarta dapat kembali diduduki oleh laskar Merah Putih hanya dengan waktu enam jam pertempuran dan dikenal dengan Serangan Umum Satu Maret 1949.

Itu adalah penggalan fragmen peperangan Serangan Umum Satu Maret (SU 1 Maret) 1949 yang ditampilan oleh Komunitas Djokjakarta 1949 di depan Monumen Serangan Umum Satu Maret Yogyakarta, Minggu (1/3).

Ketua Panitia Semarak Serangan Umum 1 Maret 2020 ke-70, Sudjono, mengatakan teatrikal ini merupakan sejarah yang benar terjadi di Kota Yogyakarta.

“Serangan Umum Satu Maret 1949 merupakan pencapaian terbaik oleh tentara Indonesia atau Laskar Merah Putih pada saat merebut Kota Yogyakarta dengan tenggat waktu hanya enam jam," ujar Sudjono.

Sudjono menjelaskan, enam jam pertempuran dipilih saat itu untuk mengantisipasi bantuan Belanda dari kota sekitar Yogyakarta pada saat Agresi Militer II. Tentara Indonesia pun berhasil melakukannya.

“Ini lah semangat dari para pejuang kita dahulu dan kita harus meneladaninya. Teatrikal ini kami persembahkan untuk mereka (pejuang) dan seluruh masyarakat Yogyakarta,” jelasnya.

Tema dari Semarak Serangan Umum 1 Maret ke-71 kali ini adalah Menuju Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Aris Eko Nugroho menuturkan, peristiwa ini harus terus digaungkan agar kita selalu ingat sejarah.

“Melaui acara seperti ini, kami berharap tanggal 1 Maret dijadikan sebagai Hari Besar Nasional oleh Pemerintah Pusat sebagai apresiasi atas perjuangan kota Yogyakarta,” tuturnya.

Aris menambahkan, pengusulan Hari Besar Nasional tersebut telah mendapat respon dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri dan Sekretariat Negara.

“Pemprov DIY harus terus melakukan sosialisasi agar hal tersebut dapat terwujud. Baik dengan cara seperti ini maupun dengan cara lainnya,” tambahnya.

Acara ini juga disemarakan dengan parade dari 28 kontingen. Mengambil titik mulai dari Gedung DPRD DIY dengan titik akhir di Kawasan Titik Nol Yogyakarta.

Selain itu terdapat juga pameran dengan tajuk Di Balik Serangan Fajar di Ruang Sultan Agung, Benteng Vredeburg.

Pameran menampilkan bukti sejarah dan pernak-pernik yang berhubungan dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret dan berlangsung hingga tanggal 5 Maret 2020


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini