Gudeg.net- Gunung Merapi kembali erupsi dengan tinggi kolom berkisar 6000 meter, Kepala BPPTKG DIY Hanik Humaida mengatakan, erupsi yang terjadi pada pukul 05.22 WIB pagi ini termasuk cukup besar.
"Erupsi pagi ini tergolong cukup besar dalam hitungan tinggi kolom letusan namun tetap dalam kategori normal," ujar Hanik Humaida saat dikonfirmasi di Kantor BPPTKG DIY Jalan Kenari Yogyakarta, (3/3).
Hanik menjelaskan, erupsi yang terjadi diakibatkan karena tekanan gas vulkanik yang cukup besar berasal dari perut Merapi.
"Data observasi, menjelang letusan tadi pagi tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik," jelasnya.
Erupsi terekam pada seismograf BPPTKG dengan amplitudo 75 mm dengan 450 detik. Saat letusan angin mengarah ke utara timur dan berdampak terbawanya abu vulkanik sejauh 10 km dari puncak Merapi.
"Hujan abu vulkanik cukup tebal terjadi di sejumlah wilayah seperti di Cepogo, Magelang, Boyolali hingga Kartasura. Namun yang cukup besar terjadi di Desa Mriyan Boyolali dimana hujan abu bercampur pasir," tutur Hanik.
Menurut Hanik, seperti letusan sebelumnya tidak didahuli prekusor yang jelas. Demikian juga dengan deformasi tidak menunjukan perubahan yang signifikan.
"Sejak November 2019 hingga saat ini aktifitas kegempaan terus terjadi menunjukan bahwa fase intrusi magma menuju permukaan masuk dalam fase ke-7 erupsi Merapi 2018-2020," tutur Hanik.
Dengan terjadinya erupsi pagi ini menandakan, indikasi suplai magma dari dapur magma terus terjadi. Ancaman bahaya letusan berupa awan panas yang bersumber pada bongkaran material kubah lava dan lontaran material.
Hanik mengimbau kepada seluruh warga lereng Merapi tetap tenang dan beraktifitas seperti biasa diluar radius 3 km dari Puncak Gunung Merapi.
Kirim Komentar