Gudeg.net- Setelah terjadi dua kali erupsi Jumat (27/3) kemarin, pagi ini, Sabtu (28/3) Gunung Merapi kembali erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter dari puncak.
Kepala BPPTKG DIY Hanik Humaida mengatakan, perkembangan erupsi Gunung Merapi memang terjadi peningkatan eskalasi erupsi.
“Setelah terjadi tiga kali erupsi dalam kurun waktu 24 jam terakhir, ini membuktikan adanya suplai magma dari perut Merapi yang mulai naik ke permukaan,” ujar Hanik Humaida dalam telekonferensi bersama awak media, Sabtu (28/3).
Erupsi yang terjadi pada pukul 05.21 WIB pagi ini teramati di seismogram BPPTKG DIY berkekuatan amplitudo 50 mm dan mengarah ke Barat.
“Terjadi erupsi Gunung Merapi tanggal 28 Maret 2020 pukul 05:21 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 50 mm dan durasi 180 detik," tulis akun media sosial BPPTKG.
Hanik menjelaskan, pergerakan suplai magma yang berada pada 5 km dari perut Merapi sedang dalam pengamatan lebih lanjut oleh pihak BPPTKG.
“Bila terjadi letusan kembali besar kemungkinan yang akan terjadi adalah indikasi peningkatan deformasinya,” jelasnya.
Hanik juga menuturkan, bila peningkatan aktifitas terus meningkat kemungkinan akan terjadi letusan yang sama seperti bulan Agustus 2019 namun hal tersebut masih dalam pengamatan.
“Erupsi hingga saat ini masih didominasi oleh letusan gas vulkanik dan dilaporkan terjadi hujan abu vulkanik tipis mencapai Pos Pantau Gunung Merapi di Babadan Jawa Tengah, tuturnya.
Seperti diketahui pada Jumat (27/3) Gunung Merapi mengalami erupsi sebanyak dua kali, pada pukul 10.56 WIB dengan kolom 5.000 meter dan pukul 21.46 WIB dengan kolom 1.000 dari puncak.
BPPTKG DIY tidak merubah status Gunung Merapi dan tetap dalam Status WASPADA (level II) sejak bulan Mei 2018 dan mengimbau agar menjaga jarak aman sekitar 3 Km dari puncak gunung
‘Untuk menghindari paparan abu vulkanik, masyarakat diharap menggunakan masker dan tetap melakuan Physical Distancing guna mencegah penyebaran Covid-19,” imbau Hanik.
Kirim Komentar