Gudeg.net- Ribuan umat Hindu melaksanakan prosesi Melasti di tengah hujan lebat di Pura Segara Wukir, Pantai Ngobaran, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (9/3).
Prosesi Melasti merupakan upacara sakral umat Hindu melarung sesaji ke laut sebagai pembersihan atau menyucikan diri menjelang Perayaan Hari Raya Nyepi 2020.
Dari pantauan GudegNet, upacara melasti dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan diawali pengambilan air suci dari laut Pantai Ngobaran.
Setelah didoakan, air suci dibawa ke depan altar dan didoakan oleh pemimpin upacara Melasti, Pandita Romo Pandita Puja Brata Jati.
Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gunungkidul Purwanto mengatakan, upacara ini bertujuan untuk mensucikan Buana Agung (alam semesta) dan Buana Alit (mahluk hidup).
“Di sini seluruh umat akan melarung atau melabuh sebagai tanda mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya kelaut,” ujar Purwanto.
Purwanto menjelaskan, Melasti adalah rangkaian umat Hindu dalam peringatan Nyepi. Melalui upacara Melasti ini, umat Hindu bisa menghadap Hyang Baruna serta melabuh segala kekotoran alam.
“Dengan melarung sesaji yang melambangkan berserah diri dan mensucikan diri, nantinya kami akan siap memperingati Nyepi dengan bersih tanpa ada noda atau dosa ditahun lalu,” jelasnya.
Pura Segara Wukir yang berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari Gunung Kidul ini merupakan tempat sakral yang dipercaya sebagai tempat bertapa Raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Dimana Prabu Brawijaya pernah melakukan tapa brata atau berdiam diri mencapai kesempurnaan hidup atau moksa.
“Sebagai petilasan maka dibangunlah rumah ibadah umat Hindu disini, sebagai tempat berdoa dan memperingati upacara lainnya,” ungkap Purwanto.
Menjelang siang hujan tetap terus mengguyur namun tidak menyurutkan semangat seluruh umat yang hadir dari sejumlah daerah di DIY tersebut. .
Tepat pada pukul 13.00 WIB, inti upacara Melasti yaitu melarung sesaji dilakukan di salah satu pantai yang merupakan kawasan wisata favorit di wilayah Kabupaten Wonosari ini.
Seluruh umat mulai membawa Banten atau baki yang beriskan beragam sesaji seperti buah-buahan, bunga, dan ayam hitam. Selain itu umat juga mengusung Pratima Ida Bhatara (barang sakral pura) untuk dibawa ke laut.
Setelah melarung, memanjatkan doa serta saling bersalaman, seluruh umat mulai meninggalkan lokasi upacara.
Salah satu umat Hindu, Rudi menuturkan, dengan melasti ia berharap dapat kembali suci dan bersih hingga datangnya Hari Raya Nyepi.
“Melasti sarana membersihkan kesalahan dan kotoran yang menempel di dalam jiwa dan raga dan kami menjadi manusia yang lebih baik lagi di kemudian hari,” tuturnya.
Perayaan Nyepi Tahun Saka 1942 pada tahun ini jatuh pada tanggal 25 Maret 2020 mendatang yang akan ditandai dengan Upacara Tawur Agung Kesanga di Kompleks Candi Prambanan.
Kirim Komentar