Gudeg.net- Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta untuk mengembalikan sejumlah naskah dan barang peninggalan milik Kerajaan Mataram.
“Kalau bisa tidak hanya keris Diponegoro yang dikembalikan, akan tetapi seluruh naskah manuskrip milik Kerajaan Mataram yang sempat dibawa dulu,” ujar Sri Sultan HB X seusai menerima Raja dan Ratu Belanda di Keraton Yogyakarta, Rabu (11/3).
Sri Sultan HB X mengungkapkan apresiasinya atas pengembalian keris Pangeran Diponegoro kepada Pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi. Namun ia berharap tidak hanya keris saja namun seluruhnya.
“Barang-barang tersebut memiliki nilai historikal dan filosofis yang sangat penting bagi suku Jawa terutama Kerajaan Mataram,” jelasnya.
Seperti diketahui keris Pangeran Diponegoro bernama Kyai Nogo Siluman telah berada di Museum Volkenkunde di Leiden Belanda, hampir dua abad lebih. Keris tersebut diambil oleh pemerintah Belanda pada tahun 1825-1830 pada saat penangkapan Pangeran Diponegoro.
Menurut sejarah, seorang perwira tentara Kerajaan Belanda bernama Kolonel Jan Baptist Cleerens memberikan keris tersebut pada Raja Willem I pada 1831 sebagai hadiah.
“Itu keris bersejarah bagi Yogyakarta, oleh karenanya sudah menjadikan kewajiban untuk dikembalikan pada tanah air dan saat ini telah berada di Museum Nasional,” tutur Ngarsa Dalem.
Diberitakan sebelumnya, Raja Kerajaan Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi Keraton Yogyakarta dalam rangka kunjungan kenegaraan.
Rombongan kerajaan Belanda tiba di Keraton pada pukul 11.00 WIB dan langsung diterima secara khusus oleh Sri Sultan HB X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas di Bangsal Kencono Kompleks Keraton Yogyakarta.
Dalam kunjungannya kali ini Raja dan Ratu Belanda sempat bertukar cenderamata dengan Raja Keraton Yogyakarta dan dilanjutkan dengan menyaksikan tari Beksa Lawung Ageng.
Kirim Komentar