Gudeg.net- Asrama Haji Yogyakarta siap digunakan sebagai tempat karantina bagi Orang Dalam pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dan para tenaga medis.
Sejumlah persiapan telah dilakukan oleh Kementrian Agama DIY untuk dapat menampung isolasi masyarakat yang terpapar Covid-19.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DIY Sigit Warsito menjelaskan, telah mempersiapkan kamar yang sesuia penanganan Covid-19.
“Persiapan sudah kami lakukan, mulai dari membersihkan gedung termasuk kamar yang akan dipakai hingga penyemprotan disinfektan agar steril,” ujar Sigit Warsito saat ditemui di Asrama Haji Yogyakarta Ringrut Utara, Selasa (7/4).
Sigit menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan tiga buah gedung untuk dipakai sebagai tempat karantina. Tiga gedung tersebut adalah gedung Musdalifah, Medinah dan Mekkah.
“Kami fokuskan terlebih dahulu di gedung Musdalifah, apabila terjadi lonjakan baru gedung lainnya kita manfaatkan,” jelasnya.
Sigit menuturkan, gedung Musdalifah berkapasitas sekitar 32 kamar yang terbagi dari 26 kamar standar dengan dua tempat tidur dan enam kamar VIP dengan satu tempat tidur. Keseluruhan kamar sudah melewati proses sterilisasi dengan baik.
“Jumlah keseluruhan kamar di tiga gedung sekitar 268 kamar dan semua telah siap bila dibutuhkan untuk menampung pasien. Namun disini kami hanya menyediakan tempat karantina saja dan sejumlah petugas lainnya,” tuturnya.
Rencananya Dinas Sosial Sleman akan mengisi segala kebutuhan lainnya seperti logistik bagi pasien karantina hingga dapur umum serta posko kesehatan.
Selama masa karantina yaitu 14 hari, setiap pasien akan terus dicek kesehatannya oleh dokter dan tim medis lainnya.
Rencananya ODP maupun PDP yang akan diterima adalah mereka yang dinyatakan sembuh tetapi belum kembali ke rumahnya. Untuk tim medis juga dapat menampati lokasi ini apabila tidak bisa pulang.
“Kami lebih mengkhususkan tempat ini sebagai karantina bagi orang-orang yang kurang mampu agar mereka dapat menjalani masa isolasi dengan baik. Akan ada pengecekan awal di tingkat kelurahan atau desa sebelum direkomendasikan untuk ke tempat ini,” ungkap Sigit.
Kirim Komentar