Gudeg.net- Tempat karantina atau shelter orang terpapar Covid-19 Asrama Haji Yogyakarta telah diisi oleh sekitar 18 orang pemudik yang berasal dari sejumlah daerah.
Ke-18 orang tersebut terdiri dari 10 Orang Dalam pemantauan (ODP) dan delapan Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Mereka kebanyakan adalah para pendatang atau pemudik yang baru saja datang ke DIY dan berasal dari sejumlah daerah zona merah Covid-19,” ujar Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman Shavitri Nurmaladewi, Minggu (19/4).
Shavitri mengungkapkan, pada awalnya terdapat 24 warga yang berada di rempat karantina ini. Namun ada beberapa yang telah dijemput oleh pihak desa tempat mereka tinggal untuk dikarantina secara mandiri.
“Tujuh orang telah dijemput oleh Tim Gugus Tugas Desa namun mereka tetap harus menjalani karantina mandiri dan tetap dalam pengawasan tim medis,” ungkapnya.
Menurut Shavitri, Asrama Haji telah dihuni oleh warga yang pernah melakukan perjalanan dari dalam maupun luar negeri seperti Singapura, Dubai, Bogor, Cilacap, Bekasi dan Tangerang.
“Selama karantina 14 hari para penghuni melakukan aktifitas seperti senam, berjemur agar kesehatannya terjaga denagn baik sampai dapat diijinkan untuk pulang,” tuturnya.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DIY Sigit Warsito, menjelaskan, Asrama Haji Yogyakarta telah ditetapkan sebagai salah satu tempat karantina oleh Pemrov DIY dan Pemda Sleman sejak tanggal 9 April 2020.
“Lokasi ini dipilih karena memang bisa memuat banyak orang-orang yang diduga terpapar oleh virus corona. Terdapat tiga buah gedung yang telah dipersiapkan yaitu Gedung Muzdalifah, Mekkah dan Medinah,” jelasnya.
Terdapat sekitar 268 kamar pada ke tiga gedung dan keseluruhannya siap digunakan bila dibutuhkan untuk menampung warga pendatang atau pemudik.
Kirim Komentar