Gudeg.net- Asrama Haji Yogyakarta sebagai lokasi karantina untuk sementara dijadikan fasilitas kesehatan (faskes) atau rumah sakit darurat penanganan Covid-19 klaster Indogrosir.
Hal tersebut dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dikarenakan sejumlah rumah sakit cukup kewalahan untuk menampung penambahan pasien terpapar Covid-19.
“Kami memang menerapkan aturan ketat bagi orang terpapar Covid-19, isolasi harus di rumah sakit, bukan di rumah namun rumah sakit sudah cukup padat. Jadi kami putuskan Asarama Haji jadi faskes atau rumah sakit darurat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo, Jumat (15/4).
Joko mengungkapkan, Asrama Haji telah menerapkan protokol yang sangat ketat sehingga mirip dengan fasilitas isolasi layaknya rumah sakit. Mulai dari penambahan petugas medis hingga fasilitas penndukung penanganan Covid-19 lainnya.
“Di sana (Asarama Haji) kami ketatkan semua aturannya, selain itu kami tempatkan sejumlah dokter dan penambahan tenaga medis untuk percepatan penanganan,” jelasnya.
Asrama Haji saat ini telah menampung 52 orang reaktif hasil dari rapid test massal klaster Indogrosir di GOR Pangukan. Nantinya ke-52 orang reaktif tersebut akan menjalani test swab untuk memastikan kondisi kesehatannya.
“Penanganan orang reaktif kami perlakukan seperti pasien positif hingga menunggu hasil swab, yang menentukan. Oleh karenanya, kami tidak hanya memfasilitasi rapid test namun swab juga,” tutur Joko.
Seperti diketahui, Pemkab Sleman telah melaksanakan rapid test massal bagi para pengunjung supermarket Indogrosir pada 12-14 Mei 2020 kemarin.
Menurut Joko, dari jumlah kuota yang dipersiapkan yaitu 1.500, selama tiga hari pelaksanaan rapid telah dihadiri oleh sekitar 1.227 orang.
“Hasil dari rapid test 29 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 52 orang pengunjung reaktif serta 60 orang karyawan Indogrosir reaktif. Kami juga masih menunggu hasil rapid karyawan pada tanggal 5 dan 7 Mei lalu,” tuturnya.
Kirim Komentar