Gudeg.net- Menggunakan pelindung wajah atau face shield sejumlah pedagang kaki lima (pkl) yang berada di kawasan pedestrian Malioboro telah membuka kembali lapak dagangannya
Dengan menerapkan standar protokol kesehatan satu persatu para pkl mulai kembali menata barang dagangannya setelah sekitar tiga bulan lebih tutup akibat pandemi Covid-19.
Salah satu pedagang kaki lima Wati mengatakan, baru membuka kembali lapak dagangannya saat mendekati hari raya Idulfitri 1441 H kemarin.
“Kemarin sempat buka tutup namun pada lebaran kemarin saya putuskan untuk membuka kembali, memang masih sangat sepi pembeli karena wabah corona ini,” ujarnya saat ditemui di lapak dagangannya, Selasa 92/6).
Wati menjelaskan, terpaksa harus membuka lapaknya karena tidak dapat lagi membiayai kehidupan sehari-hari. Walupun demikian dirinya tetap menerapkan protokol kesehatan yang di anjurkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.
“Memang corona belum selesai tapi ekonomi kami juga harus diperbaiki, sudah terlalu lama barang-barang dagangan berada hanya dalam peti dan saya terapkan protokol kesehatan. Pake masker, pake shield ini dan ada bak cuci tangan juga untuk pembeli,” jelasnya.
Dari pantauan GudegNet, jalur pedestrian Malioboro terlihat cukup ramai dengan warga berlalu lalang, ada yang sekedar melihat suasana maupun berbelanja.
Hal tersebut membuktikan geliat perekonomian di salah satu ikon pariwisata favorit di Kota Yogyakarta ini sudah mulai terlihat.
Sementara itu agar Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Malioboro hingga Ahmad Yani (Pelani) Slamet Santoso mengungkapkan, pihaknya membebaskan para pkl untuk membuka lapak dagangannya.
“Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwista Kota Yogyakarta dan UPT Malioboro maka diputuskan untuk membebaskan para pkl untuk kapan ingin memulai roda perekonomian di Malioboro,” ungkapnya.
Menurut Slamet, tatanan hidup baru atau new normal memang belum diberlakukan namun para pkl sudah tidak dapat menahan untuk tidak menggelar dagangannya demi pemulihan ekonomi.
“Memang belum tahu kapan pandemi ini berakhir akan tetapi roda ekonomi dan pariwisata sudah berhenti cukup lama. Satu-satunya cara yaitu membuka lapak namun dengan penerapan protokol kesehatan bagi penjual dan pembeli,” tuturnya.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah wajib memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Bila memungkinkan penjual menggunakan pelindung wajah atau face shield agar benar-benar terhindar dari virus corona.
“Rencananya Dinas Kesehatan, Satpol-PP, Dinas Perhubungan dan TNI-Polri akan menjaga pintu masuk ke Malioboro seperti Abu Bakar Ali guna memastkan seluruh pengunjung sehat saat memasuki kawasan Malioboro,” tegas Slamet.
Kirim Komentar