Gudeg.net- Dalam Sultan Menyapa Jilid 8, Selasa (9/6), Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan bahwa perekonomian harus berjalan, sementara protokol kesehatan harus tetap dipatuhi.
Berikut isi lengkap Sultan Menyapa Jilid 8:
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera untuk kita semuanya,
Banyak pihak yang mendikotomikan Protokol Kesehatan dengan Ekonomi. Padahal seharusnya tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi. Dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi. Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit. Dilemma, memang!
Saya tidak sedang berpendapat melawan arus. Bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Saya juga sepakat akan kemungkinan itu. Saya ikut prihatin melihat banyak kasus merebak, dimana penanganannya belum seberapa cepat dibanding penyebarannya. Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan.
Lalu sebaiknya bagaimana? Pilihannya harus jalan tengah. Hidup berdampingan dengannya, sambil mematuhi disiplin yang menjadi syaratnya. Hidup mengisolasi diri terus-menerus akan berdampak buruk bagi ekonomi. Melonggarkan aturan, membuka peluang ekonomi, agar bergerak lagi. Karena perlakuan New-Normal harus dikompromikan, tentu belum bisa tumbuh instan. Dengan kapasitas belum penuh, setidaknya ekonomi bisa berjalan bertahap.
Ukuran keberhasilan New-Normal bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Meski produksi, katakanlah digerakkan 100 persen, tapi output-nya pun pasti lebih lambat. Dengan New-Normal ini, masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan. Jika kita berhasil memberlakukan Era New-Normal tanpa memicu lonjakan gelombang kedua Covid-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini.
Jaringna bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Kolaborasi dan kemitraan UMKM dengan perusahaan besar dan lembaga pendukung publik dengan dukungan Pemerintah Daerah, berpotensi mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik, dengan daya saing lebih besar, karena tergabung dalam klaster. Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. Inshaa Allah!
Sekian, terima kasih. Selamat berjuang, dan semoga sehat selalu!
Wassalamualaikum wr. wb.
Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji memaparkan maksud dari program Sultan Menyapa Jilid 8 kali ini.
Menurut Sultan, wabah Covid-19 tidak hanya merubah pola hidup sehat masyarakat namun juga merubah perekonomian Indonesia bahkan dunia.
“Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan masyarakat dunia dimana saat ini perubahan tersebut ternyata berdampak luas di banyak sektor. Berubahnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 tersebut membuat dunia usaha, pariwisata, transportasi dan sektor lain menjadi lumpuh,” ujar Ditya Nanaryo Aji di Kompleks Kepatiihan, Selasa (9/6).
Ditya menjelaskan, perlu ada mekanisme melonggarakan kebijakan terkait mobilitas dan aktivitas warga. Virus Covid-19 masih akan terus mengancam namun pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan.
New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. New normal diharapkan menjadi new life style yang lebih mengedepankan sisi kesehatan dalam seluruh aspek kehidupan, dengan prinsip higienitas dan safety yang lebih tinggi.
“Protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan konsisten dan disiplin agar menjadi kebiasaan baru dalam beraktifitas. New normal adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan,” jelasnya.
Diperlukan adanya adaptasi, edukasi dan sosialisasi terkait implementasi new normal. Proses edukasi dan sosialisasi inilah yang seharusnya selalu dilakukan. Tujuannya agar masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan di era new normal.
Saat ini, rancangan new normal dalam setiap bidang pekerjaan sedang didesain oleh lembaga pemerintah maupun non-pemerintah untuk berbagai sektor.
Ditya mengungkapkan, desain new normal akan terus berkembang, mengikuti perkembangan situasi. Demikian pula dengan desain infrastruktur dan peralatan di berbagai sektor, dipastikan harus mengikuti tatanan new normal.
“Sektor ekonomi harus mengedepankan prinsip kolaborasi. Public-private partnership, private-private partnership, dan multihelix partnership harus didesain lebih sederhana, matang dan penuh perhitungan,” ungkapnya.
Sultan berharap, Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bisa selalu beradaptasi dengan situasi, meretas batasan-batasan dengan memanfaatkan teknologi, berinovasi, menjalankan lelaku Mangasah Mingising Budhi dalam upaya Memasuh Malaning Bumi.
“Sektor ekonomi strategis seperti produksi bahan pangan akan menjadi primadona di DIY, terutama di sektor produksi pangan dan layanan kesehatan. Karenanya mari tigkatkan kreativitas dan inovasi karena itulah sejatinya kunci keunggulan produk lokal yang berkualitas dan mendunia,” harap Ngarsa Dalem.
Kirim Komentar