⦠Zona 1: dari Grand Inna Garuda Hotel sampai Malioboro Mall
![](/cni-content/uploads/files/images/2%28469%29.jpg)
Pengunjung wajib melakukan scan agar data pengunjung dan kapasitas dapat terus di-update. Menurut Heroe, stakeholder yang ditunjuk oleh Pemkot akan terus memperbaiki sistem ini.
“Nantinya akan dibuat untuk scan QR bagi rombongan juga, kalau berlima apakah hanya cukup satu kali scan saja perwakilan atau seluruhnya harus ikut scan. Selain itu jika ada yang telepon selularnya belum support sistem ini, apakah bisa dilakukan dengan sms atau pengembangan sistem lainnya,” ucapnya.
Sistem ini dibuat untuk mengatur flow atau alur dari para pengunjung dalam satu zona, sehingga menghindari terbentuknya kerumunan. "Dan pembatasan itu bukan dalam hitungan satu hari atau satu jam akan tetapi dalam satu waktu,” ujarnya.
Menurutnya, penolakan dari sejumlah pedagang kaki lima muncul karena mereka belum mendapat penjelasan detail. "Maka dengan ini kami berharap mulailah memahami niat baik dari Pemkot, ini semua adalah bagian dari penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Masih menurut Heroe, pengunjung harus merasa aman dan nyaman saat berada di Malioboro, dengan begitu dapat dipastikan akan lebih banyak aktivitas di sana, termasuk perputaran ekonomi.
“Yang terpenting adalah menciptakan rasa aman, dan itu dapat tercipta dengan penerapan protokol kesehatan yang baik di Malioboro. Semua elemen harus mau aktif dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam kesehariannya,” ucap pria yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta itu.
Kirim Komentar