Gudeg.net- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan memperketat kembali penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat terutama di warung dan angkringan.
Hal itu dilakukan guna mencegah tidak terjadinya kembali klaster Covid-19 seperti yang terjadi di warung soto lamongan yang berada di sekitar daerah XT Square Umbuharjo.
“Agar tidak terulang lagi klaster seperti soto lamongan, maka protokol kesehatan di warung atau angkringan akan diawasi. Saya tugaskan itu kepada Camat dan Lurah,” ujar Wakil Walikota Heroe Poerwadi melalui sambungan telpon, Rabu (2/9).
Soto lamongan menjadi klaster Covid-19 di Kota Yogyakarta terjadi setelah dilakukan tes usap kepada 19 orang dan setelah ditracing ada 10 dinyatakan positif terpapar virus corona.
Dampak dari klaster soto tersebut, satu RT di Kelurahan Umbulharjo terpaksa diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Menurut Heroe, klaster soto lamongan terjadi karena minimnya penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 oleh masyarakat.
“Tidak adanya protokol kesehatan membuat klaster ini terjadi. Ke depannya harus lebih diawasi lagi dan masyarakat harus lebih perduli lagi dengan situasi ini,” jelasnya.
Agar tidak terjadi lagi klaster-klaster baru di wilayah Pemkot Yogakarta, Heroe meminta kepada masyarakat agar dapat memfasilitasi sistem QR code untuk pencatatan pengunjung.
Fungsi QR kode agar dapat lebih mudah mentracing bila terjadi hal yang tidak diingingkan dan warga dapat meminta fasilitas tersebut kepada tim gugus tugas Covid-19 Kota Yogakarta. “Ajukan saja permintaan fasilitas QR kode dan gugus tugas akan membuatkan,” ungkapnya.
Orang nomor dua di Pemkot Yogyakarta itu mengimbau seluruh warga untuk lebih waspada dan hati-hati saat beraktifitas di luar rumah.
“Terapkan protokol kesehatan pada setiap aktifitas, dan hindari seminim mungkin menyentuh barang-barang yang ada di warung atau pemesanan makanan dibawa pulang justru lebih baik,” harapnya.
Kirim Komentar