Gudeg.net- Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama mengatakan pasar sore Ramadan berpotensi menjadi lokasi dengan risiko penularan Covid-19 yang tinggi.
“Jika kerumunan disertai rendahnya penggunaan masker dan penerapan 3M tidak dijalankan maka akan sangat berisiko tinggi Covid-19,” ujar Bayu Satria Wiratama saat dihubungi Gudegnet, Senin (19/4).
Seperti diketahui beberapa waktu lalu pasar sore Ramadan di Jalan Jogokariyan sempat menjdi sorotan banyak pihak dikarenakan menciptakan kerumunan masyarakat.
Kerumunan terjadi pada dua lokasi yaitu pada pasar sore yang bertajuk Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) dan saat pembagian makanan berbuka puasa atau takjil di area masjid.
Bayu menjelaskan, kerumunan sering terjadi pada pasar sore ramadan dan sangat rentan akan penyebaran Covid-19 karena banyaknya orang yang datang tanpa mengetahui kondisi kesehatannya.
“Kerumunan dapat diantisipasi bila pihak penyelenggara dengan membuat sistem pembagian atau alur dengan baik. Selain itu juga harus terdapat sarana protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan dan lainnya,” jelasnya.
Sistem pembagian yang bisa diatur menurut Bayu adalah antrian masyarakat yang tertata dan jika sudah melebihi kapasitas maka panitia harus mampu melarang orang untuk masuk.
Selain itu sarpras prokes seperti alat pengecekan suhu tubuh, bak pencuci tangan atau handsantizer juga harus dimungkinkan ada di jalur keluar masuk masyarakat.
“Dan yang terpenting mewajibkan siapa saja yang keluar masuk area atau masjid untuk memakai masker. Dan juga harus saling menjaga jarak satu sama lain saat berbuka puasa,” tuturnya.
Ahli ilmu pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan itu menambahkan, jangan sampai pasar sore menjadi pemicu meningkatnya kasus Covid-19 di DIY.
“Sebelum Ramadan penanganan Covid-19 DIY sudah cukup baik dan sebaiknya dipertahankan dengan memperketat acara yang berpotensi kerumunan seperti buka bersama atau pasar sore. Lengah sedikit saja bisa tinggi lagi kasus Covidnya,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Penanganan Covid-19 DIY Bidang Penegakan Hukum Noviar Rahmad menyebutkan, pihaknya dan tim Satgas sudah melakukan hal yang diperlukan agar kerumunan saat pasar sore dan pembagian takjil tidak terjadi kembali.
“Saat ini yang menangani Satgas Covid-19 Kapanewon Mantrijeron dan sudah diberi surat teguran. Pihak penyelenggara akan mengevaluasi kegiatan tersebut,” kata dia.
Kirim Komentar