Gudeg.net- Banyak warga yang berpendapat, naiknya suhu udara di Yogyakarta dalam beberapa hari ini dikarenakan meningkatkanya status Gunung Merapi menjadi Siaga.
Hal tersebut tidak dibenarkan oleh Reni Kraningtyas, Kepala Stasiun Klimatologi Mlati, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.
“Panasnya suhu Yogyakarta bukan karena Gunung Merapi yang sedang naik status, melainkan karena memang faktor meteorologi yang utama,” ujar Reni Kraningtyas kepada Gudegnet, Senin (9/11).
BMKG, panasnya suhu dipicu adanya fenomena equinox atau posisi matahari berada di garis khatulistiwa pada September lalu namun saat equinox suhu di Yogyakarta belum meningkat.
Saat masuk bulan November posisi matahari sudah bergeser ke arah belahan selatan bumi dan itu menjadi faktor utama meningkatnya suhu udara di Yogyakarta.
Menurut Reni, dalam beberapa hari ini memang cuaca di Yogyakarta cukup cerah dari pagi hingga sore hari, sehingga tidak ada awan yang mengahalangi jatuhnya sinar matahari.
“Ini faktor meterologisnya, hanya sedikit awan dan itu tidak dapat menutup atau menyaring masuknya cahaya matahari secara langsung dan membuat sebagan Pulau Jawa mendapatkan intensitas matahari yang cukup tinggi,” tuturnya.
Dari data BMKG Yogyakarta, suhu udara saat ini berkisar antara 31-34 derajat celsius namun Reny menegaskan sekali lagi suhu panas ini tidak ada kaitannya dengan apa yang terjadi dengan Merapi.
“Ini kebetulan saja berbarengan dengan naiknya status Gunung Merapi, tapi secara kondisi analisis tidak ada hubungannya sama sekali,” tegasnya.
Kirim Komentar