Gudeg.net- Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur sejauh maksimum 1.500 meter, Jumat (26/2) subuh.
“Terajadi awan panas guguran di Gunung Merapi pukul 04.53 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplituo 55 milimeter, berduarasi 130 detik,” ujar BPPTKG dalam keterangan tertulisnya di grup Media Merapi, di hari yang sama.
Dalam keterangannya BPPTKG juga menjelaskan, tinggi kolom saat terjadi awan panas guguran tidak dapat teramati dengan jelas.
“Karena tertutup awan dengan intensitas tebal, maka tinggi kolom tidak dapat tervisualkan. Untuk arah luncuran tetap mengarah ke arah barat daya,” jelasnya.
Sedangkan dalam laporan harian perkembangan Gunung Merapi periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, hingga pagi ini telah terjadi juga enam kali guguran lava pijar.
“Guguran lava pijar juga terpantau keluar sebanyak 6 kali, dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter dan mengarah ke arah barat daya atau arah Kali Boyong,” ujar penyusun laporan perkembangan Gunung Merapi, Heru Suparwaka, di hari yang sama.
BPPTKG menambahkan, selain lava pijar, terjadi juga satu kali gempa guguran beramplitudo 55 mlilimeter dengan durasi 130 detik dan gempa guguran sebanyak 41 kali beramplitudo 4 milimeter denagn durasi 12-94 detik.
Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan dan barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya terutama penambangan pasir. Hingga saat ini Guunung Merapi masih berstatus Siaga (level III) sejak ditetapkan pada 5 November 2020.
Kirim Komentar