Gudeg.net- Dalam dua hari ini, Gunung Merapi kembali memperlihatkan peningkatan aktivitasnya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah guguran lava pijar dan gempa guguran dari puncak gunung.
Satu hari sebelumnya, Rabu (17/2) Merapi mengeluarkan sekitar 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maskimal 1.600 meter mengarah ke barat daya.
Hari ini, Kamis (18//2) menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mulai pukul 00.00 hingga 18.00 WIB, Merapi memuntahkan lima kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter.
“Teramati lima kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter mengarah ke arah Barat Daya atau Kali Boyong,” ujar penyusun laporan aktivitas Merapi, Heru Suparwaka pada grup whatsaap Media Merapi, Kamis (18/2).
(Awan lenticular menutupi puncak Gunung Merapi terihat dari Lapangan Lapangan Gelanggang Olahraga (GOR) Kali Boyong, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (18/2)
Selain, itu puluhan gempa guguran juga terus terjadi pada salah satu gunung api teraktif di dunia itu. BPPTKG mencatat, 81 kali gempa guguran beramplitudo berkisar 3-37 milimeter dengan durasi 11-109 detik, gempa hembusan sebanyak dua kali beramplitudo 3-7 milimeter dengan durasi 14-15 detik.
Sedangkan untuk gempa Hybrid/Fase Banyak sebanyak tiga kali beramplitudo 3 milimeter dengan duarasi 7-9 detik.
“Hingga saat ini potensi bahaya masih berupa guguran lava pijar dan awan panas guguran pada sektor selatan-barat daya. Meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 Km,” jelasnya.
(Gunung Merapi mengeluarkan guguran material vulkanik terlihat dari Lapangan Gelanggang Olahraga (GOR) Kali Boyong, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (18/2)
Untuk lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 Km dari puncak. BPPTKG masih menetapkan Gunung Merapi pada status Siaga (level III) mulai 27 November 2020 dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin.
“Tetap hati-hati dan mewaspadai banjir lahar dingin terutama pada saat terjadi hujan di puncak dan sekitar Merapi,” imbau BPPTKG.
Kirim Komentar