Seni & Budaya

'Toko Teko' Pamerkan Keramik-keramik Cantik

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Rabu, 25 November 2020 21:00
'Toko Teko' Pamerkan Keramik-keramik Cantik
Pameran "Toko Teko" - Gudegnet/ Wirawan Kuncorojati

Gudeg.net - Kedai Kebun Forum (KKF), Jalan Tirtodipuran No 3, Mantrijeron, Yogyakarta menyelenggarakan pameran "Toko Teko" pada 1-30 November 2020. Pameran ini menghadirkan hasil olahan tanah liat empat studio keramik Yogyakarta: Luthuk Keramik, Buntari Studio, Sayap Studio, dan Kalani Art Project.

Dalam ruang galeri terpajang aneka keramik seperti cangkir, teko, dan piring. Keramik-keramik tersebut dapat dibeli. 

Yustina Neni, pemilik KKF mengatakan, pameran ini adalah bagian dari program reguler KKF, yakni pameran seni. KKF memilki pameran-pameran yang bersifat seni terap.

“Di dalam satu tahun kami memiliki toko tiban jumlahnya empat. Ada fashion, ada ini, kemudian rilisan fisik (musik), dan barang-barang upcycle,” kata Neni kepada Gudegnet, Rabu (25/11).

Pameran ini, kata Neni, bermula dari ketertarikan dan kesukaanya terhadap teko, cangkir dan yang lainnya. Setelah melihat-lihat di media sosial instagram, ia kemudian merasa kagum bahwa ternyata di Jogja banyak pembuat tembikar yang diglasir.

Ia menjelaskan, tanah di daerah Kasongan, Bantul, daerah yang terkenal sebagai sentra kerajinan di Jogja, sebenarnya tanah bakaran rendah, dan tak bisa diglasir.

Bermula dari hal itu, Kedai Kebun kemudian sangat tertarik untuk menampilkan pengrajin tembikar yang diglasir tersebut. "Tentu saja tanahnya tetap bukan dari sini. Tapi karena sekarang era transportasinya sudah semakin maju, pengiriman bahan juga kemudian lebih murah, membeli cat glasir juga lebih gampang, sehingga semuanya kemudian menjadi memungkinkan," katanya.

Masing-masing penampil dalam pameran ini memiliki karakter masing-masing. Sayap studio misalnya, menurut Neni tak banyak menggunakan teknik yang dikerjakan oleh mereka yang memilki basis teknik.

Arya, desainer Sayap Studio, pada dasarnya memiliki latar belakang seni rupa visual, bukan seni kriya. "Tetapi pada sisi visual dia kemudian mengembangkan pengecatan, bentuk," kata Neni.

Menurut Neni, Sayap Studio dan Kalani Art Project sama-sama menampilkan kejenakaan, namun dalam bentuk yang berbeda. Karya menyerupai burung yang dipajang Sayap Studio merupakan contoh kejenakaan tersebut. 

"Arya banyak membuat instalasi-instalasi alam, tentang penghargaan dia terhadap petani dalam mengusir burung di sawah, sehingga dia bnyak menggunakan karakter-karakter burung. Itu sebetulnya citra yang dia gunakan untuk instalasinya," terang Neni.

Sementara itu, Kalani Project menggunakan kejenakaan familia atau keluarga. Unsur keluarga ia tampilkan secara visual dalam gambar di piring.

Lain lagi dengan Luthuk Keramik. Luthuk tak terlalu membuat eksplorasi bentuk, namun membuat desain pewarnaan. "Polos, minimalis, sangat sederhana tapi elegan," kata Neni.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM



    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini