Gudeg.net- Bila dilihat, tidak ada yang istimewa dari bilik ini, hanya tenda berbentuk kotak, namun apakah sebenarnya bilik itu dan apa kegunaannya? Mengapa ada di barak pengungsian?
Bernama Bilik Ayah Bunda, ukurannya sekitar kurang lebih 3x3 meter, terdapat sejumlah barang layaknya sebuah kamar. Kasur cukup besar dengan dasar kayu, ada lemari, meja kecil, kaca dan hiasan bunga pada dinding bilik.
“Bilik ini memang kami buat sebagai fasilitas bagi orang tua untuk memadu kasih. Karena kebutuhan manusiawi juga menjadi hal yang kami fikirkan bagi para pengungsi disini,” ujar Dwi Wiharyanti, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman saat ditemui di lokasi bilik, Selasa (1/12).
Dapat dipastikan bahwa bilik berwarna serba putih ini merupakan tempat khusus atau privasi yang disediakan sebagai fasilitas bagi kebutuhan biologis sepasang suami istri.
Letak Bilik
Terletak pada bagian belakang barak pengungsian, memang terbilang lokasi yang cukup sepi dan jauh dari kegiatan warga pengungsi.
Petugas memang sengaja meletakan bilik jauh dari pandangan agar pasangan tidak malu saat memanfaatkan fasilitas ini. Alasan lainnya agar tidak terjangkau oleh anak-anak.
“Sengaja di letakan jauh dari pandangan dan jangkauan anak-anak yang ada disini. Selain itu juga agar pasangan tidak malu nantinya,” tuturnya.
Siapa yang dapat Memanfaatkan?
Fasilitas ini tidak dapat dimanfaatkan dengan sembarangan, hanya pasangan suami istri yang sah yang memang warga pengungsi.
Tim akan mendata siapa saja yang akan memanfaatkan si bilik putih ini dan syaratnya harus benar-benar pasangan sah dan tidak mengada-ngada.
Walaupun pengungsian lebih banyak dihuni oleh kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak tetapi bila malam hari banyak orang dewasa yang datang.
“Kalau sore dan malam banyak warga yang turun kesini karena khawatir bila Merapi erupsi pada malam hari. Jadi disini tidak hanya lansia ada banyak golongan lainnya,” ungkap Dwi.
Fungsi Bilik
Bilik ini juga berfungsi untuk menghilangkan rasa stres, ketakutan hingga kecemasan karena mereka mengungsi karena meningkatnya status Gunung Merapi.
“Banyak kecemasan saat berada di pengungsian, diharapkan dengan adanya bilik ini keluarga tetap harmonis dan saling menguatkan. Pak Gubernur saat berkunjung ke sini juga sudah meminta adanya fasilitas ini,” ungkap Dwi.
Sejak didirikan pada, Sabtu (28/11) yang lalu, bilik ini baru dapat di pergunakan hari ini, Senin (1/12) karena masih dapat pelengkapan fasilitas dan peraturan pemanfaatannya.
Petunjuk Pemakaian Bilik
Tata cara penggunaan bilik di antaranya adalah menunjukan identitas (ktp) yang berlaku, hanya dipergunakan selama dua jam, alas atau sprei agar dicuci sendiri lalu dikembalikan dan lainnya.
Dwi menambahkan, selain itu ada juga sebuah tanda dimana akan memberikan informasi bahwa bilik tersebut sedang dipergunakan atau tidak.
“Ada tanda berupa papan bertuliskan kata Ada dan Kosong. Nantinya pasangan yang telah memanfaatkan bilik harus mengembalikan ke tanda ke kosong kembali,” tambahnya.
Untuk lebih menjaga privasi, bilik telah diberikan tanda pembatas agar orang lain tidak dapat mendekat dan ketebalan bahan bilik juga sudah sesuai dengan kebutuhan serta tidak tembus pandang.
Kirim Komentar