Gudeg.net- Diperpanjangnya status darurat bencana Gunung Merapi hingga 31 Desember 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menambah tiga lokasi pengungsian.
Setelah pengungsian Balai Desa Glagaharjo, BPBD Sleman menyiapkan barak pengungsian Gayam, Koripan dan Kepuharjo.
“Penambahan barak ini untuk mengantisipasi bila Gunung Merapi naik status menjadi Awas karena pasti ada penambahan pengungsi nantinya,” ujar Kepala BPBD Sleman Joko Supriyanto dalam keterangannya, Kamis (3/12).
Barak-barak tersebut untuk memfasilitasi para pengungsi yang berasal dari Dusun Kalitengah Lor, Srunen, Kaliadem dan Kalitengah Kidul.
Joko mengungkapkan, saat ini barak tambahan sudah dalam proses persiapan, mulai dari pemasangan sekat hingga sarana protokol kesehatan.
“Semua sudah siap, tinggal pembenahan sedikit saja. Sekat-sekat untuk warga sudah terpasang,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan laporan harian perkembangan Gunung Merapi periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB, telah terdengar suara dua kali guguran dari Pos Pemantauan Babadan.
“Terdengar dua kali suara guguran sedang hingga keras dari Gunung Merapi, terjadi pada pukul 09.57 dan 10.25 WIB dan asap putih setinggi 30 meter dari puncak Merapi,” ujar BPPTKG dalam laporannya, Kamis (3/12).
Aktivitas kegempaan masih terhitung tinggi. Gempa guguran terjadi 5 kali, amplitudo 4-40 mm dengan durasi 1--107 detik.
Gempa Hembusan sebanyak 12 kali, amplitudo 3-10 mm durasi 11-12 detik. Gempa Hybrid/Fase Banyak 70 kali, amplitudo 3-28 mm durasi 5-12 detik.
Selain itu terjadi juga gempa Vulkanik Dangkal sebanyak 12 kali, amplitudo 40-75 detik dengan durasi 12-44 detik.
Masyarakat tetap dimbau untuk menjauhi puncak Merapi dengan menjaga jarak aman sekitar 5 Km dan tidak melakukan aktivitas seperti penambangan pasir maupun pariwisata.
Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan Gunung Merapi pada status Siaga (level III) sejak tanggal 5 November 2020.
Kirim Komentar