Gudeg.net- Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan sudah saatnya DIY memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Riris menilai, PSBB merupakan solusi dari melonjaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus meningkat dalam beberapa waktu belakangan ini di DIY.
“PSBB sudah saatnya diberlakukan di DIY, dengan harapan mobilitas masyarakat akan lebih berkurang dan akan berdampak penurunan penyebaran Covid-19,” ujar Riris Andono Ahmad saat dihubungi Gudegnet, Senin (28/12).
Dari data Tim Gugus Tugas Penanganan Coviid-19 DIY, Hingga tanggal 27 Desember 2020 tercatat jumlah total keseluruhan kasus positif Covid-19 DIY tembus diangka 11.110 kasus, sedangkan kasus sembuh sebanyak 7.316 kasus.
Menurut Riris, lonjakan kasus Covid-19 DIY dikarenakan mobilitas masyarakat yang masih tinggi dan efek transmisi komunitas yang makin meluas.
“Perlu upaya keras oleh Pemerintah Daerah untuk dapat mengendalikan mobilitas dan selain itu harus mendisipilinkan lagi protokol kesehatan kepada masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini DIY belum memasuki tahap puncak (peak) dari penyebaran Covid-19 dan dirasa akan masih cukup jauh bila tidak ada penanganan yang baik.
“Kita belum bisa mengendalikan penularan, jadi artinya peak penyebaran Covid-19 DIY masih akan terus berjalan,” tambahnya.
Puncak penyebaran Covid-19 akan terjadi bila Herd Immunity masyarakat telah tercapai dan hingga saat ini DIY belum dapat mencapai hingga titik tersebut.
Riris menegaskan, kemunculan istilah New Normal di tengah masyarakat telah salah diartikan. Masyarakat menilai dengan New Normal sudah bisa berkegiatan tanpa adanya pengendalian.
“Mengartikan New Normal saat ini sudah salah, tidak hanya dengan prokes akan tetapi diperlukan juga pengendalian agar tidak semakin meluas,” tegasnya.
Riris mengimbau, agar masyarakat untuk tetap menerapkan program 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebenarnya 3M saat ini kurang efetif namun masih hatus tetap dilakukan. Yang terpenting adalah menghentikan mobilitas masyarakat, bisa dengan PSBB atau work from home (WFH),” imbaunya.
Kirim Komentar