Seni & Budaya

''Superlopyu'' Pameran Perdana Jono Terbakar: Kanvas Kosong, Hantu, dan Valentine

Oleh : Trida Ch Dachriza / Rabu, 17 Februari 2021 09:00
''Superlopyu'' Pameran Perdana Jono Terbakar: Kanvas Kosong, Hantu, dan Valentine
Jono Terbakar bersama karyanya ''Unconditional'' dalam ruang pamernya yang gelap di Mol Coffee-Gudegnet/Trida

Gudeg.net—Jono Terbakar, musisi indie Jogja yang sudah memiliki lebih dari 20 album membuka perjalanan kreatifnya di tahun ini dengan pameran lukisan.

Pria kelahiran 7 September 1992 ini tengah mengadakan pameran tunggal lukisan pertamanya dengan tajuk “Superlopyu” di Mol Coffee 14-28 Februari 2021.

“Superlopyu ini untuk merespon hari Valentine. Aku ingin bikin pameran untuk kembali mer-review, meninjau ulang, dan mempertanyakan, serta membiarkan Valentine,” jelas Jono kepada Gudegnet sesaat sebelum pamerannya dibuka, Minggu (14/2).

Ia sendiri tidak percaya akan perayaan Hari Kasih Sayang ini. Menurutnya, cinta yang dirayakan itu terlalu kapitalistik dan komersial.

Melalui karya lukisnya, ia mempertanyakan arti cinta sebenarnya. Menurutnya, cinta itu bermacam-macam wujudnya.

Kelima karya yang dipamerkan di “Superlopyu” merupakan karya baru yang ia hasilkan di tahun 2021. Dua karya merupakan karya berseri; satu rangkaian berisi lima karya, dan satunya berisi tiga karya.

“Aku mencoba menafsirkan cinta dan supercinta itu kayak apa,” jelasnya lagi.

Pada salah satu karyanya ia menjadikan hantu sebagai objeknya. Sederhana saja, alasannya karena menurut dia hantu mencintai dengan ikhlas karena tidak ‘pamrih’ ingin dicintai kembali.

Jono Terbakar Superlopyu

Dalam karya yang dia beri judul “Hemantu” tersebut, pria jebolan S2 Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini melukis lima lukisan di atas kanvas 30x30 cm.

“Hantu memberi kita nggak tau. Karena kita nggak tau, kita juga gak perlu memberi (kembali) tapi dia selalu ada di mana-mana,” celotehnya sambil tersenyum.

Salah satu karya yang cukup menarik adalah karya favoritnya. Karya ini ia beri judul “Unconditional”. Karya ini terpajang besar dan sendiri di satu dinding. Tidak ada apa-apa dalam kanvas itu.

Jono bercerita, karya tersebut berisi doa. Karena dia benar-benar hanya memandang kanvas tersebut dan berdoa di depannya. Doanya pun bukan doa yang njelimet, hanya doa sehari-hari.

Karya lainnya menggunakan audio dan akrilik. Dua hal yang menurut dia masih terlalu materialistik dan duniawi. Karya “Unconditional” ia sebut lebih transenden.

Semua karya miliknya dibuat dengan relatif cepat. Semangat Jono Terbakar dari musik ia bawa juga ke dalam proses melukisnya. Tidak ada yang konseptual dan ada bentuk idealnya.

 “Apapun yang terjadi, itu semua proses berhak untuk ditampilkan,” katanya dengan mantap.

Bagi yang ingin menyaksikan karya Jono akan mendapat kejutan. Alih-alih diberi pencahayaan terang untuk peminat mematut karyanya seperti di pameran pada umumnya, pria yang mendapatkan gelar S1 nya di Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mematikan lampu ruang pamer.

Kembali dengan alasan yang nyeleneh dan apa adanya, ia hanya tidak ingin repot. Setelah berusaha membuat ruangan terang, ia masuk dalam ruang pamernya dalam keadaan gelap dan merasa kegelapan lebih menarik.

“Selama ini aku belum pernah nonton pameran yang dimatiin. Entah nanti orangnya datang membawa senter atau tidak, toh sebenarnya masih bisa terlihat,” ceritanya lagi.

Karya Jono bisa disaksikan di Mol Coffee and Space di Jalan Pandega Duta III No.2 pada pukul 13.00-22.00 WIB setiap hari mulai pukul 15.00 WIB.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini