Seni & Budaya

51 Pelukis Angkat Naskah Babad Diponegoro ke Atas Kanvas

Oleh : Rahman / Sabtu, 02 Februari 2019 11:00
51 Pelukis Angkat Naskah Babad Diponegoro ke Atas Kanvas
Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun(jas biru) Mengamati Naskah Babad Dipnegoro di Jogja Gallery,(1/1),Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun secara resmi membuka gelaran Pameran Senirupa yang bertajuk Babad Diponegoro di Jogja Gallery pada jum’at(1/2).

Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun mengapresiasi dengan diadakannya pameran lukisan kisah nyata dari salahsatu pahlawan Indonesia ini.

“Pameran ini sangat menarik dan bagus, selain untuk dinikmati juga diharapkan dapat menjadi edukasi kepada masyarakat tentang sisi lain dari kehidupan Pangeran Diponegoro dari kecil hingga dewasa,”  ujarnya saat membuka pameran.

Pameran yang mengangkat kisah hidup dari Pangeran Diponegoro ini menampilkan 51 karya seni rupa dari 51 seniman lukis Indonesia diantaranya Djoko Timun Mursabo, Heru Dodot Widodo, Muhammad Andik Gus Black dan lainnya.

Keseluruhan lukisan atau gambar yang dipamerkan merupakan hasil saduran dari naskah yang dikerjakan oleh Pangeran Diponegoro sendiri saat diasingkan di Manado tahun 1831-1832. Naskah yang  berjudul Babad Diponegoro dipilih sebagai media sosialisasi secara visual dengan sang tokoh melalui imajinasi para pelukis.

Direktur Eksekutif Jogja Gallery KRMT Indrokusumo mengatakan bahwa pada awalnya cukup kesulitan untuk menentukan siapa saja para pelukis yang akan ditampilkan.

“Setelah proses kurasi terpilihlah 51 dari 100 pelukis yang tepat untuk mengggambarkan 51 adegan dari naskah Babad Diponegoro  yang telah kami pilih bersama-sama,” ujar pria yang akrab disapa Mas Indro Kipling itu.

Animo para pelukis sangat besar saat mereka mengetahui bahwa yang akan dilukis adalah adegan naskah Babad Diponegoro. Ada dari mereka yang mempelajari Pangeran Diponegoro lebih lanjut dari buku bahkan hingga ada yang melakukan napak tilas, tambah Indro Kimpling.

Pameran besar yang berlangsung hingga 24 Februari 2019 ini merupakan inisiatif dari Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi) dengan dua orang kurator yang merupakan dosen ISI Dr.Mikke Susanto dan dosen UGM Dr.Sri Margana.

Mikke Susanto mengutarakan, seluruh pelukis memiliki imajinasi yang berbeda-beda tentang Pangeran Diponegoro dalam guratan kanvasnya.

“Para pelukis bebas mengekspresikan wajah dari Diponegoro dari apa yang disadurkan naskah Babad Dipnegoro,selain itu tidak ada yang tahu jelas seprti apa wajah asli Diponegoro,” tuturnya.

Sketsa wajah terakhir Pangeran Diponegoro digurat oleh Adrianus Johanes Bik pada tahun 1830 saat Pangeran Diponegoro di Batavia. Dan ini  adalah kisah atau bukti nyata dari keberadaan Pangeran Diponegoro semasa hidupnya, tegas Mikke Susanto saat diwawancara.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM



    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini