Gudeg.net—Wayang tidak hanya hadir lewat boneka-boneka yang didalangi pedalang. Melalui 50 karya berupa karya lukis, batik, tatah sungging, dan seni instalasi, Hangno Hartono menyampaikan kerinduan berbungkus respon dan kritik.
Pameran wayang kontemporer berjudul “Trilogi Mencari Arjuna” (TMA) menyoroti pentingnya kepemimpinan di tengah masa yang serba tidak tahu seperti sekarang ini.
Arjuna sendiri merupakan sosok ideal pemimpin yang menurut Hangno perlu dimunculkan kembali.
“Idealnya di mana, dia (Arjuna) disebut sebagai pemimpin cakravatin, melingkupi cakrawala. Artinya seluruh kehidupan itu dia menyangganya. Itu seorang cakravatin,” ujar Hangno Hartono, saat ditemui di sela-sela pembukaan pameran, Senin (5/4).
Ia bercerita, di dalam cakravatin ada yang disebut bumi praja dan praja pati. Bumi pati sendiri bisa diartikan bersuamikan atau beristrikan bumi. Sedangkan praja pati berarti menikahi rakyat.
“Jadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab penuh terhadap rakyat dan bumi, dan segala isinya, (termasuk) keluh kesah rakyat,” ujar Hangno lagi.
Hangno menggunakan media wayang kontemporer karena untuknya, wayang merupakan media yang paling gampang diterima dan memiliki koneksi dengan dirinya.
Karya yang ditampilkan merupakan rangkaian cerita. Narasi pameran ini mengikuti alur pagelaran wayang. Setiap karya terkait dengan karya lainnya, sebagaimana panel relief candi. Rangkaian ini dibagi dalam tiga babak.
Babak pertama adalah pertemuan dengan Buto. Buto merupakan representasi kuasa-kuasa nonmoralistik, seperti agama, oligarki, demagog, dan lainnya.
Babak berikutnya merupakan kemunculan para kesatria. Di dunia pewayangan, ada banyak tauladan yang dapat dijadikan acuan kepemimpinan.
Misalnya serat Tripama yang ditulis oleh Mangkunegara IV. Ia menuliskan tiga tokoh wayang yang dapat dijadikan tauladan; Suwanda, Kumbokarna, dan Karna. Bagian ketiga menceritakan tentang Arjuna, sang cakravatin.
“Menurut saya ini kontekstual sekali dengan apa yang sedang terjadi di saat ini,” ujar Timmy Hartadi, kurator pameran ini saat diwawancarai di sela-sela pembukaan.
Ia mengatakan, jika pada zaman dahulu yang dicari adalah Arjuna, sekarang ini yang dicari adalah kesatria pinilih yang dapat mengembalikan keluhuran dan kemuliaan, termasuk mengendalikan pandemi.
Pameran Trilogi Mencari Arjuna ini berlangsung hingga 9 April 2021 di Pendopo Eks Asdrafi, Ndalem Pakuningratan. Pameran ini juga merupakan ‘pameran pamit’ untuk melakukan pameran keliling.
Kirim Komentar