Gudeg.net-Pagelaran busana muslim nasional, Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 ditutup dengan peragaan fesyen oleh 11 desainer nasional dan internasional di Atrium Hartono Mall, Minggu (11/3).
Beberapa desainer yang turut berpartisipasi dalam peragaan busana closing show seperti Lia Mustafa, Tuty Adib, Wening Angga, dan Phillip.
Sebelumnya pada sore hari dilakukan inaugurasi desainer dan jenama Indonesian Fashion Chamber (IFC) Semarang. Di antaranya adalah Jarilentik by Dinisyu, Carea by Dinar Nugroho, Baranohana by Fransiska, dan masih banyak lagi.
Wening Angga dengan jenama 'Wening's Line' menghadirkan koleksi dengan judul R.A.S.A.
Koleksi ini dihadirkan dalam konsep modest wear, dengan paduan warna gelap dan terang (cokelat dan salem), menggambarkan tentang perubahan rasa dalam diri yang timbul selama setahun terakhir.
"Style yang muncul tetap konsisten dihadirkan, yaitu feminin dramatic dengan urban look pada koleksi ini," ujar Wening dalam rilis resmi yang diterima Gudegnet, Minggu (11/3).
Koleksi yang dipamerkan berupa outer (luaran) dan coat yang menurut Wening dimaksudkan untuk melindungi diri dari wabah yang melanda. Ada pula dress tunik yang dihadirkan dengan bahan viscose dengan proses batik cap, bahan yang ringan, dan berkilau.
"Penggunaan bahan viscose ini tentunya adalah salah satu bentuk support terhadap program sustainable yang perlahan secara konsisten berjalan," ujar Wening lagi.
Bahan viscose ini adalah bahan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Detail-detail aplikasi yang digunakanpun memakai sisa-sisa bahan untuk mendukung gerakan zero waste.
Selain bahan viscose, Wening juga mengangkat kain etnik tradisional berupa tenun tumanggal dan batik cap Cirebon, di mana perusahaan Wening batik berasal.
Lia Mustafa memamerkan delapan busana dengan tema 'DisTruction' yang menggambarkan imajinasi keterpurukan, luka, tangisan, doa, bangkit, lawan ketakutan, dan semangat.
"Inspirasinya pandemi, bencana alam. Sesuatu yang merusak alam adalah kesedihan dan kehancuran jiwa dan raga. Tapi bukankah itu adalah lembar yang bisa dilewati, semasa kita bisa," ujar Lia mengenai koleksinya.
Sedangkan Tuty Adib mempersembahkan tema 'Desir' dalam pertunjukan penutupan. Tuty memamerkan koleksi busana muslim berbahan batik tulis dengan teknik pewarnaan alam dari tanaman mangrove dari daun, batang, hingga bunga.
Perpaduan warna hijau mint, lila pastel, putih, abu-abu, salem, dan peach membuat koleksi tampil segar dan muda. Kombinasi batik tulis, brokat, linen, katun, bordir, dan katun dipadupadankan di koleksi ready to wear atau siap pakai ini.
"Desain outer yg bervariasi menjadi pilihan dan inspirasi bagi muslimah muda aktif ketika ingin tampil beda," ujar Tuty.
Senada dengan Lia Mustafa, perancang busana senior, Phillip Iswardono, dengan jenama 'Phillip' memamerkan koleksi dengan tema bangkit dari pandemi yang diberi judul 'Renascent' (Bangkit Kembali).
"Bangkit kembali adalah sebagai wujud komitmen untuk bisa survive dan dengan gaya hidup dan tatanan yang baru," ujar Phillip.
Koleksi bergaya feminin romantis bertumpuk menjadi signature Phillip di enam busana deluxe yang diperagakan di peragaan penutupan.
Muffest merupakan gelaran fesyen muslim besutan IFC bersama Dyandra Promosindo. Gelar tahunan ini mengambil tema "Recovery for Fashion Industry" di tahun 2021. Pelaksanaan tahun ini merupakan pertama kalinya Muffest diadakan di lima kota besar di Indonesia secara hybrid, luring dan daring. Di Yogyakarta sendiri, Muffest 2021 diadakan di Hartono Mall, 31 Maret-11 April 20021.
Kirim Komentar