Gudeg.net- Libur Idulfitri 1442 Hijriah ternyata tidak sesuai dengan harapan para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan pedestrian Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta.
Sejumlah PKL mengakui, libur Lebaran pekan lalu tidak seramai hari libur seperti biasanya bahkan cenderung sangat sepi.
“Libur lebaran kemarin sangat sepi pengunjung, orang yang wisata juga sedikit. Mungkin karena ada larangan mudik ke Yogyakarta,” ujar salah satu PKL, Ramidi saat ditemui di Pedestrian Malioboro, Senin (17/5).
Selain itu, sepinya penjualan juga diperkirakan karena wisatawan yang hendak masuk Yogyakarta telah disekat di sejumlah perbatasan.
Dari pantauan Gudegnet, hari ini suasana Malioboro cukup lengang, hanya segelintir wisatawan yang berkunjung ke salah satu ikon belanja Kota Yogyakarta itu.
Mereka (wisatawan) sesekali mampir ke sejumlah lapak PKL namun sedikit yang membeli, lebih banyak hanya melihat-melihat.
“Ya gini mas keadaannya, dari kemarin kebanyakan cuma jalan-jalan, lihat-lihat, enggak beli. Padahal udah ada yang kita jual murah,” jelas pria penjual kaos khas Yogyakarta itu.
Ramidi mengungkapkan, selama libur Lebaran semua PKL tetap buka walaupun sepi pembeli karena hanya lapaknya tersebut pemasukan bagi ekonomi mereka.
“Kami semua tetap buka walau sepi, mau gimana lagi, ini mata pencarian kami. Terlebih semua PKL juga banyak yang tidak mudik ke kampung halaman,” ungkapnya.
Ramidi menambahkan, kondisi Malioboro justru lebih ramai pada saat sebelum Lebaran atau pada saat libur akhir pekan di bulan puasa.
Ia berharap, pemerintah dapat sedikit perduli akan sepinya penjualan para pedagang PKL Malioboro dampak dari pelarangan pulang kampung Lebaran.
“Mudah-mudahan pemerintah perduli dengan keadaan kami ini, dan semoga ke depannya Malioboro cepat kembali menggeliat,” harapnya
Kirim Komentar