Seni & Budaya

Tarun Sharma dari India Memenangi JIMB ke-4

Oleh : Trida Ch Dachriza / Jumat, 30 Juli 2021 21:00
Tarun Sharma dari India Memenangi  JIMB ke-4
‘Seventy Years Waiting for Help’ (2020)-Mezzotint on Hahnemuhle Paper 20x20 cm karya Tarun Sharma dari India, yang menjadikannya pemenang pertama dalam JIMB ke-4/Dok. JIMB

Gudeg.net— Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) ke-4 yang harusnya dilaksanakan pada tahun 2020 diundur ke tahun ini karena pandemi.

Kompetisi karya seni grafis dua tahunan kali ini menerima sebanyak 275 aplikasi dari 49 negara dengan lebih dari 500 foto karya.

Enam pemenang JIMB ke-4; First Prize, Second Prize, Third Prize dan tiga penghargaan Excellence Work diborong peserta internasional dari India, Polandia, Taiwan, Banglades, Belgia dan Italia.

Karya-karya mereka berhasil mencuri perhatian dewan juri dibanding karya-karya lainnya sehingga dengan suara bulat memenangkan mereka.

Pemenang Hadiah Pertama adalah cetakan mezzotint di atas kertas hahnemuhle, oleh Tarun Sharma dari India, berjudul ‘Seventy Years Waiting for Help’ (2020).

Pemenang Hadiah Kedua adalah litograf marmer carrara di atas kertas, oleh Anna Trojanowska dari Polandia, berjudul 'Form of Adaptation_07' (2020).

Pemenang hadiah ketiga adalah ukiran kayu di atas kertas karya Chang Ling Hsiang dari Taiwan, berjudul ‘Dormancy Before Flowering’ (2020).

Pemenang Excellence Work diraih oleh Silvana Margnoni dari Italia, Kamruzzaman Sagar dari Bangladesh, dan Marn R. Baeyens dari Belgia.

“Tiga karya pemenang mampu menunjukan bahwa mini atau kecil adalah sebuah pilihan estetik yang harus dihormati,” ujar Agung Kurniawan salah satu juri JIMB ke-4 dalam keterangan resmi yang diterima Gudegnet, MInggu (25/7).

Menurutnya, para pemenang ini mampu mengeksplorasi teknik, gagasan dalam bidang kecil dengan optimal. Penggunaan teknik konvensional justru menegaskan bahwa karya kecil sesungguhnya mempunyai ciri khas sendiri

Ketiga pemenang terlihat juga mengeksplorasi bidang kecil sebagai sebuah tantangan estetika, alih-alih menjadikannya sebagai halangan untuk membuat karya yang baik.

“Sekali lagi karya kecil adalah genre dalam seni rupa yang punya ciri, tantangan dan keunggulannya. Sehingga diperlukan sebuah upaya lebih untuk membuat serta mengapresiasinya,” ujar Agung lagi.

Seleksi pertama berdasarkan foto karya yang dilakukan oleh tiga juri dari Indonesia dan satu juri internasional dari Kanada.

Keempat juri adalah Martinus Dwi Marianto, Deni Rahman, Agung Kurniawan, dan Deborah Chapman.

“Mengingat salah satu misi bienal untuk memberi semangat pegrafis dalam negeri dalam berkompesi, kami panitia secara khusus menambah satu hadiah, yaitu National Emerging Printmaker yang jatuh kepada peserta dari Yogyakarta,” ujar Syahrizal Pahlevi, Direktur JIMB ke-4 saat bertukar pesan dengan Gudegnet pekan lalu.

Hanya 162 peserta dari 39 negara dengan 252 karya yang lolos sebagai semifinalis. Mereka kemudian diminta mengirimkan karya aslinya untuk mengikuti seleksi tahap kedua.

“Untuk kali pertama, kami merubah pola seleksi. Bienal kali ini diawali dengan seleksi foto karya untuk menetapkan semifinalis. Seleksi berdasarkan karya asli peserta tetap dipertahankan mengingat karya yang sangat teknikal seper seni grafis perlu diteli seksama kondisi dan hasil cetaknya,” ujar Syahrizal Pahlevi.

Walaupun JIMB telah memberikan tenggang waktu selama enam bulan untuk peserta dapat mengirimkan karya aslinya, tidak semua semifinalis dapat memenuhinya.

Hingga batas akhir penjurian, yakni 19 Juni 2021 pukul 11.00 WIB, ada 25 peserta yang tidak dapat mengirimkan karyanya atau masih dalam perjalanan. Hal ini lagi-lagi disebabkan oleh pandemi.

Alhasil tercatat hanya 137 semifinalis dengan 203 karya yang dapat diseleksi dewan juri. Jumlah ini memenuhi 85 persen dari keseluruhan karya semifinalis dan dianggap telah mencukupi.

Tiga juri dari Indonesia memilih 121 karya dari 85 seniman yang dinyatakan sebagai finalis dan dapat mengikuti pameran yang diselenggarakan 24 Juli-7 Agustus 2021 di Miracle Prints.

Para finalis yang lolos terdiri dari 73 seniman internasional dari 33 negara dengan negara terbanyak yang mengikuti dari Argentina sebanyak 11 seniman, disusul kemudian Polandia 10 orang, Taiwan 7 orang, Meksiko 5 orang, Malaysia 4 orang, Thailand 4 orang, India 3 orang, Belanda 2 orang, Serbia 2 orang, dan Italia 2 orang.

Sementara negara-negara seperti Bangladesh, Hungaria, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Kosovo, Jerman, Romania, Finlandia, Belgia, Chili, Lebanon, Belarusia, Yunani, Ukraina, Spanyol, Perancis, Columbia, Macao, Slovakia, Republik Malta, Swedia, dan Bulgaria masing-masing diwakili satu orang seniman.

Selebihnya 12 finalis dari dalam negeri diwakili seniman empat kota dengan terbanyak dari Yogyakarta sejumlah 8 orang, Bandung 2 orang, Bali dan Jakarta masing-masing satu orang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada komunitas Future Print China yang untuk kali kedua menjadi seniman tamu dalam JIMB,” ujar Syahrizal lagi.

Di bienal ketiga 2018 lalu, Future Print China mengirimkan 22 karya dari 20 seniman grafis. Kali ini komunitas ini mengirimkan lebih banyak lagi, 45 karya dari 37 seniman grafis.

“Ini sebuah kerjasama yang sangat baik antar pegrafis dua negara. Semoga di masa mendatang giliran pegrafis Indonesia menjadi seniman tamu di perhelatan seni grafis China,” tutup Syahrizal.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini