Gudeg.net—Setelah melakukan pameran bersama beberapa saat lalu, Abenk Alter kembali bergandengan dengan Kohesi Initiatives mengadakan pameran tunggalnya yang bertajuk “Ritual Merilis”.
“Pameran ini merupakan kumpulan ekspresi dan momen-momen interpersonal yang dirilis melalui proses kreatif, ritual merilis,” kata Georgius Amadeo, Manager Public Relation & Supervisor Program Srisasanti Syndicate dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Minggu (1/8).
Judul ini diambil dari salah satu karya Abenk yang berukuran 200x400 cm. Pameran ini dapat disaksikan di Tirtodipuran Link dari tanggal 3 sampai dengan 29 Agustus 2021. Dalam pameran ini, kita dapat menyaksikan 10 karya baru Abenk Alter yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Di masa pandemi ini, Abenk menjadikan masa karantinanya sebagai momentum untuk merenungi kembali kesadaran dirinya serta hubungan interpersonal dengan realitas dan orang-orang terdekat dalam hidup.
“Proses Abenk dalam melukis merupakan implementasi realitasnya melalui proses kreatif, sebuah ritual merilis,” ujar Deo lagi.
Melalui garis hingga bentuk yang dihadirkan pada kanvas Abenk, pameran ini menghadirkan perenungan melalui hubungan interpersonal yang menumbuhkan kekuatan fundamental, harapan dan kebahagian dalam masa ketidakpastian ini.
Seniman kelahiran 1985 ini merupakan seniman Indonesia yang karya-karyanya dikenal dengan bentuk geometris dan garis intuitifnya.
Gayanya dihubungkan dengan gerakan kubisme dan Neo-Kubisme. Rizqi Ranadireksa, nama aslinya, menggunakan metode yang disebut fastline, metode mengikuti gerakan dan kontrol tangannya, membuat garis dari satu titik ke titik berikutnya hingga membentuk permukaan, ruang, dan bentuk.
Paletnya terkenal cerah dengan garis dan pola geometris bernuansa abstrak. Kegemaran Abenk dalam menggambar sudah terlatih sedari kecil, membuatnya akrab dengan garis dan gambar.
Seniman muda ini dulu dikenal sebagi pemusik, ia menulis lagu dan menyanyi bersama Soulvibe pada tahun 2005. Ia memutuskan hengkang pada tahun 2014 untuk fokus pada dunia seni visual. Selama itu, ia tidak pernah meniggalkan dunia lukis.
Dengan kepercayaan seni sebagai instrumen ekspresi pribadi, Abenk menjadikan karyanya sebagai wadah emosi yang berbeda-beda.
Bersamaan dengan pameran ini, Galeri Kohesi Initiatives juga akan mempersembahkan presentasi karya oleh dua seniman asal Bali, Agugn dan Sekarputi Sidhiawati dalam ruang Curio Room.
Sementara itu, galeri Srisasanti Syndicate mempersembahkan pameran bersama bertajuk “Vestige”, yang mempersembahkan karya seniman seperti Entang Wiharso, Galih Reza, Heri Dono, Ivan Sagita, Jumaldi Alfi, dan banyak lainnya.
Pameran dapat didatangi di Tirtodipuran Link, Jalan Tirtodipuran No. 50, Bantul. Galeri buka hari Selasa-Minggu pukul 12.00 – 17.00 WIB, dengan reservasi sebelum kedatangan di https://linktr.ee/kohesi.initiatives. Pameran ini terbuka untuk umum dengan biaya tiket masuk Rp5000.
Pameran berlangsung dengan protokol pencegahan Covid-19 demi keamanan pengunjung dan semua pihak yang terlibat.
Kirim Komentar