Gudeg.net—Mengatur keuangan dengan gaji yang pas-pasan merupakan suatu polemik. Tentunya kita semua ingin mempunyai jaminan keamanan di masa depan berupa tabungan.
Berikut tips pilihan Gudegnet yang dihimpun dari Nerd Wallet dalam menyiasati pengeluaran untuk gaji terbatas agar dapat tetap menabung.
Strategi ini mungkin lebih cocok untuk orang yang masih bujang, atau tidak memiliki tanggung jawab orang lain yang harus dihidupi. Namun, dengan sedikit penyesuaian, dapat juga dilakukan oleh keluarga kecil.
Keluarga kecil juga dapat memanfaatkan istri atau suami yang di rumah untuk menghasilkan pemasukan dari usaha kecil-kecilan seperti reseller atau dropshipper, atau bahkan membuka toko kelontong kecil di rumah.
#1 Budgeting
Hal yang pertama harus dilakukan adalah membagi gaji. Gunakan metode 50/30/20; 50 persen dari gaji dipakai untuk pengeluaran besar seperti kontrak rumah/tagihan rumah/cicilan, 30 persen untuk pengeluaran bulanan seperti makan, dan 20 persen untuk tabungan.
Jika gaji sebesar Rp2 juta, maka Rp1 juta untuk rumah, listrik dan air, asuransi. Jika di luar budget itu, maka uang makan bulanan harus dipotong, atau pindah ke tempat yang lebih murah. Pastikan 20 persen atau setidaknya 10 persen untuk ditabung. Kita juga mencoba investasi kecil-kecilan seperti tabungan emas.
Apapun metode yang kita gunakan, selalu disiplin dalam menjalankannya.
#2 Gunakan aplikasi otomatis
Gunakan aplikasi bank yang dapat mendebit secara otomatis jumlah yang harus ditabung jika takut tidak disiplin dalam menyisihkan uang.
Gunakan tabungan kedua untuk menyisihkan. Dewasa ini, ada banyak bank digital yang sangat mudah pengoperasiannya.
Bahkan ada banyak bank konvensional yang menawarkan kemudahan membuka tabungan secara daring tanpa harus datang ke cabang.
#3 Bayar kewajiban di awal gajian
Setelah menerima uang gaji, langsung sisihkan semua pengeluaran wajib kita agar tidak tergoda untuk belanja.
Jika ada kewajiban pembayaran yang tanggal pembayarannya tidak sesuai dengan tanggal gajian, minta pindahkan tanggal tagihan. Jika tidak memungkinkan, sisihkan uang tersebut di tabungan kedua.
#4 Jangan abaikan kembalian
Mungkin koin dan recehan tampak sangat sepele dan tidak berarti, tetapi mulailah mengumpulkan kembalian kecil di satu tempat.
Coba hitung di akhir bulan berapa uang kecil yang terkumpul. Jangan kaget jika jumlahnya mencapai Rp50.000 atau bahkan ratusan ribu.
#5 Rencanakan belanja bulanan
Merencanakan belanja kebutuhan (bukan keinginan) dalam sebulan dapat menyelamatkan kita dari impulsive buying atau membeli barang secara impulsif.
Di masa pandemi seperti ini, hal ini juga baik, karena berarti kita tidak terlalu lama berada di pasar/supermarket untuk melihat-lihat barang dan tergoda untuk membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan.
Rencanakan makan dalam sebulan atau seminggu, jadi pembelian juga terkendali. Cari produk yang sedang promo bundle atau diskon.
#6 Pertimbangkan kembali tagihan listrik, telepon, dan internet
Untuk beberapa orang, meninjau kembali pengeluaran tagihan dalam sebulan dapat bermanfaat. Apakah banyak charger yang terus menempel seharian tanpa digunakan? Kipas atau TV yang menyala tanpa ada orang? Bisakah kita mendapat biaya berlangganan yang lebih murah untuk internet?
Coba pertimbangkan kembali pengeluaran-pengeluaran ini, bisa saja ada yang dapat dikurangi.
#7 Perhatikan pengeluaran
Gaji sering habis tidak tahu ke mana? Ini adalah salah satu biang dari pemborosan. Catat setiap pengeluaran (bahkan pengeluaran parkir) agar kita tahu pengeluaran kita seperti apa.
Setelah sebulan, lihat lagi jika ada yang membuat kita boros. Dengan melihat secara gamblang, kita dapat menentukan bagian mana yang dapat diperbaiki atau tidak dilakukan sama sekali.
#8 Buat gol menabung
Buat gol jangka pendek menabung. Kita dapat menargetkan ingin menabung Rp2 juta dalam enam bulan, atau Rp5 juta dalam setahun. Setelah gol tercapai, jangan belanjakan uang tersebut tentunya. Buat target berikutnya.
#9 Asuransi
Biaya kesehatan dewasa ini sangat mencekik. Jika mampu menyisihkan uang untuk asuransi, lakukan. Jika tidak, minimal BPJS harus selalu dibayarkan.
Bahkan pilihan terkecil pun tidak masalah. BPJS adalah safety net kita dalam hal kesehatan. Jika angsuran terkecil BPJS pun terasa berat, kita dapat mengajukan ke pemerintah desa/kelurahan setempat untuk mendapatkan BPJS gratis.
Kirim Komentar