Seni & Budaya

Nandur Srawung #8 ''Ecosystem: Pranåtåmångså'': Menilik Hubungan Manusia dengan Semesta

Oleh : Trida Ch Dachriza / Kamis, 09 September 2021 13:00
Nandur Srawung #8 ''Ecosystem: Pranåtåmångså'': Menilik Hubungan Manusia dengan Semesta
Fasad Nandur Srawung di TBY/Dok. Nandur Srawung

Gudeg.net—Dilaksanakan sejak tahun 2014, kali ini merupakan kedua kalinya Nandur Srawung diadakan di tengah pandemi. Pamaeran tahunan ini akan dilaksanakan 10-19 September 2021 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Tahun ini Nandur Srawung mengusung tema “Ecosystem: Pranåtåmångså”. Tema ini erat hubungannya dengan manusia dan hubungannya dengan sekitar dan alam.

Tema ekosistem digunakan untuk melihat bagaimana manusia berkorelasi dengan sesama dan semestanya, termasuk bagaimana mereka melakukan adaptasi dalam kondisi pandemi dan jagad digital.

Apakah manusia makin tercerabut dengan semesta nyatanya dan tersesat dalam jagad digital? Ataukah manusia memiliki cara beradaptasi yang berbeda dengan perubahan alamnya melalui dunia digital?

Bagaimana kumpulan informasi yang terserak di jagad digital itu membantu manusia, sebagaimana dahulu pranåtåmångså digunakan untuk membaca semesta? Dari pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan itulah gagasan pameran ini dikembangkan.

“Konsep ekosistem merupakan konsep yang melihat bahwa manusia punya kebutuhan pada hal yang bersifat hidup, baik dengan manusia, lingkungan, maupun alam semesta,” kata Rain Rosidi, salah satu kurator Nandur Srawung saat jumpa media virtual, Rabu (8/9).

Tema Ecosystem Nandur Srawung turut mengacu pada teori biophilia. Sementara itu, pranåtåmångså adalah upaya masyarakat agraris dan maritim Jawa dalam mengumpulkan informasi mengenai perubahan iklim dan menghubungkannya dengan aktivitas sehari-hari.

Sistem ini serupa “teknologi” yang digunakan oleh para petani dan nelayan untuk memudahkan mereka mencari penghidupan sekaligus menyelaraskannya dengan Sesuatu yang transedental.

Biophilia sendiri adalah salah satu konsep dalam pembahasan mengenai ekosistem yang menyatakan bahwa individu yang sehat mampu menemukan cara bersatu kembali dengan dunia.

Dengan bersikap produktif manusia dapat memenuhi kebutuhan manusiawi mereka. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Erich Fromm untuk menggambarkan orientasi psikologis yang tertarik pada semua yang hidup dan vital.

Tahun ini, total 167 seniman (individu dan kelompok) menyuguhkan 72 karya dalam pameran Nandur Srawung.

Selain para seniman dari berbagai kota di Indonesia, pameran ini diikuti pula oleh para seniman dari mancanegara: Austria, Swiss, Jepang, dan Jerman.

Menariknya lagi, pameran ini diikuti peserta dengan jenjang usia yang sangat beragam, mulai dari 4 tahun hingga 60 tahun.

Pameran dapat disaksikan secara daring dan luring. Pameran dapat dikunjungi setiap hari pukul 10.00-17.00 WIB di TBY, Jalan Sriwedani No.1, Ngupasan, Gondomanan dengan prokes ketat.

Untuk mengunjungi secara virtual, pengunjung dapat mengakses www.nandursrawung.com


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini