Gudeg.net—Dewasa ini, di media sosial banyak kita temukan tren before and after (sebelum dan sesudah) atau tagar weight loss journey (perjalanan penurunan berat badan). Dibandingkan banyak tagar dan tantangan lain, tren yang satu ini cukup bermanfaat.
Namun, banyak yang merasa tertantang dan ingin turut melompat ke tren ini agar dapat eksis di media sosial dan untuk mengurangi berat badan sebanyak-banyakanya, alih-alih untuk menyehatkan diri.
Sebelum ikut-ikutan dalam tren ini, kita harus mewaspadai bahaya yang mengintai di balik diet ketat. Jangan sampai kita terjebak dalam siklus diet yoyo yang melelahkan dan membuat frustasi.
Simak informasi yang dihimpun Gudegnet dari Eating Well dan Walden Eating Disorder berikut.
#1 Kekurangan serat
Salah satu diet yang populer adalah diet keto atau diet rendah karbohidrat. Perlu dipertimbangkan, mengurangi asupan karbohidrat juga berarti membatasi jumlah serat yang dikonsumsi setiap hari secara signifikan.
Serat hanya ditemukan dalam makanan nabati seperti buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem pencernaan, menyebabkan sembelit, diare, dan berpotensi mengakibatkan masalah jangka panjang.
Pastikan asupan makanan dapat menggantikan serat yang kita hilangkan dari diet sehari-hari.
#2 Rendah energi
Tubuh kita menggunakan karbohidrat untuk berfungsi, jadi kita mungkin akan mengalami penurunan energi jika mengurangi asupan karbohidrat yang signifikan.
Membatasi asupan karbohidrat dapat membuat Anda merasa berkabut, mengantuk, dan bahkan menyebabkan perubahan suasana hati. Inilah yang menyebabkan banyak orang menjadi lebih gampang marah saat diet.
Perbanyak makan biji-bijian dan buah-buahan adalah makanan yang sangat bergizi yang membantu memberi energi pada tubuh kita.
#3 Metabolisme melambat
Metabolisme adalah jumlah kalori yang dibutuhkan untuk bahan bakar tubuh kita untuk melakukan fungsi yang paling vital bagi kehidupan.
Ketika kita makan lebih banyak, metabolisme kita meningkat. Ketika kita makan lebih sedikit, metabolisme kita menurun.
Mengurangi asupan kalori, memperlambat metabolisme kita. Penurunan berat badan akan terjadi pada awalnya karena pembatasan kalori.
Namun, seiring berjalannya waktu, penurunan berat badan apa pun pada akhirnya akan stabil. Ini menunjukkan metabolisme internal seseorang telah melambat untuk menyamai jumlah kalori yang dikonsumsi.
Ini penyebab banyak penurunan berat badan ‘mentok’ setelah angka tertentu.
#4 Kenaikan berat badan setelah fase diet ketat
Banyak diet tidak mengajari kita cara makan seimbang, mengontrol porsi, atau membiarkan diri kita benar-benar sadar dan menikmati makanan kita.
Diet mengajarkan kita makanan yang harus dibatasi, makanan yang harus dihindari, dan cara tercepat untuk menurunkan berat badan.
Inilah akar permasalahnya. Metabolisme melambat melalui proses diet. Ketika diet ketat berhasil, lalu kita kembali ke kebiasaan makan seperti sebelumnya, berat badan akan kembali bertambah, bahkan lebih banyak.
Perlu diingat, berat badan impian didapat dari mengubah gaya hidup, bukan dari diet ketat. Dengan menyesuaikan gaya hidup dan cara makan, berat badan akan bertahan.
#4 Hubungan tidak sehat dengan makanan
Mengikuti rencana diet yang sangat kaku-bahkan hanya untuk 30 hari-dapat menyebabkan hubungan negatif dengan makanan dan bahkan gangguan makan (eating disorder).
Mengikuti diet seperti Whole30 dapat mengubah pandangan kita tentang jenis makanan tertentu, melihatnya sebagai mkananan yang "selalu buruk" atau "selalu baik", tanpa memberi ruang untuk keseimbangan.
Hal ini dapat memicu orthorexia, sebuah gangguan makan baru yang didefinisikan sebagai obsesi terhadap makan sehat.
Jenis diet apa pun dapat memicu obsesi terhadap makanan dan makan (atau tidak makan), dan diet Whole30, keto, dan vegan dapat sangat memicu kondisi ini karena memiliki daftar makanan yang ‘disetujui’ dan ‘tidak disetujui’.
Menghitung kalori yang dimakan juga akan sangat cepat menjadi sebuah obsesi.
#5 Gangguan hormon
Karena kita menggunakan karbohidrat untuk berfungsi, membatasi asupan kita dapat mengakibatkan stres pada tubuh kita, terutama pada hormon.
Sebuah studi tahun 2012 dari New Balance Foundation Obesity Prevention Center menemukan bahwa diet rendah karbohidrat sebenarnya dapat meningkatkan pasokan kortisol tubuh kita, hormon stres yang mengganggu, yang dapat memengaruhi suasana hati, siklus menstruasi, dan tiroid secara negatif.
Selain itu, memilih diet rendah lemak juga dapat menyebabkan beberapa masalah dengan sistem endokrin.
Lemak sehat, seperti omega-3 dan lemak tak jenuh, membantu memproduksi hormon penting dan sangat penting untuk menjaga tubuh kita keluar dari mode "krisis".
#6 Terjebak istilah palsu
Banyak diet menggunakan kata-kata dengan klaim "membersihkan" atau "detoksifikasi" tubuh kita yang akan menyebabkan "penurunan berat badan langsung dan pembakaran lemak."
Nyatanya, tubuh kita sudah memiliki organ, seperti hati, yang berfungsi untuk mendetoksifikasi tubuh kita secara alami.
Usus kita membersihkan tubuh kita melalui serat dan air. Mengikuti rencana diet, terutama diet ketat, tidak akan ‘mendetoksifikasi’ tubuh atau membakar lemak dengan cepat.
Ingatlah untuk berusaha makan seimbang alih-alih membatasi makanan agar tubuh dan pikiran tetap sehat.
Kirim Komentar