Gudeg.net- Curah hujan di DIY semakin meningkat dan menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap berbagai penyakit. Berikut penyakit yang harus diwaspadai dan kerap terjadi di musim hujan;
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Ahli Epidemiolog UGM dr. Citra Indriani mengungkapkan, selain Covid-19, masyarakat juga menghadapi ancaman penyakit saat musim hujan seperti DBD.
“Ada potensi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan. Sebab, saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti sehingga penularannya juga semakin tinggi,” ujar Citra seperti dikutip pada laman resmi UGM (www.ugm.ac.id), Senin (20/12).
Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, Citra meminta masyarakat untuk melakukan 3M yaitu, menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai.
Selain itu, disarankan juga untuk menggunakan lotion antinyamuk dan menggunakan kelambu guna menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
2.Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan dari bakteri leptosira dapat menginfeksi manusia lewat kulit, khususnya jika ada luka. Penyakit ini banyak timbul saat musim penghujan, terutama di daerah yang banyak terdapat genangan air atau kondisi banjir.
Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir perlu mewaspadai penyakit akibat bakteri leptospira yang disebarkan melalui air kencing tikus ini.
3. Diare
Penyakit ini sering terjadi di saat musim hujan, terlebih di daerah yang terdampak bencana banjir. Banjir biasanya menyebabkan sistem sanitasi terganggu sehingga berpotensi adanya peningkatan kasus diare.
4. Malaria
Penyakit ini diakibatkan dari infeksi parasit Plasmodium yang menular melalui gigitan nyamuk Anopheles yang biasa berkembang di saat musim hujan. Diawali flu biasa, lalu penderita akan mengalami demam, nyeri tulang dan otot, menggigil, serta lemas.
Citra mengimbau, masyarakat untuk menjaga imunitas, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Masyarakat juga tetap diminta untuk patuh menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 karena penyebaran virus corona belum berhenti.
Kirim Komentar