Gudeg.net- Pedagang kaki lima (PKL) Malioboro terus melakukan penataan barang-barang di Teras Malioboro II yang berada di sebelah Kantor Dewan DPRD, Jalan Malioboro.
Dari pantauan Gudegnet, di hari kedua proses relokasi ini masih banyak PKL yang melalukan sejumlah persiapan, seperti mengukur lahan lapak hingga mengangkut barang dagangan.
Salah satunya adalan Pak Yanto (44 tahun) yang hari ini melakukan penataan. Pak Yanto mendapatkan tempat di bagian selasar tengah Teras Malioboro II.
Pak Yanto mengatakan, dirinya sudah merasa bersyukur telah mendapatkan lapak di lokasi yang baru ini dan akan tetap ia jalani.
“Ya, susah senang dilakoni wae mas (dijalani saja). Kalau dibawa susah semua pasti susah dan justru malah menghambat rezeki,”ujar Pak Yanto saat ditemui di lapak barunya, Selasa (2/2).
Menurutnya, masih banyak PKL yang tidak mendapatkan lapak, karena memang tidak bergabung dengan paguyuban PKL Malioboro. “Saya ndak tahu (tidak mengetahui) kemana mereka (yang tidak mendapatkan lapak) pindahnya,” tuturnya.
Namun, ia juga sempat berkeluh kesah tentang luas lapak dengan ukuran 1,2 meter kali 1,2 meter yang diterimanya. Baginya, lapak seluas itu tidak akan cukup untuk menggelar seluruh barang dagangan miliknya.
“Waktu di selasar Malioboro lapak saya lebih dari 2,5 meter dan semua barang bisa saya pajang. Tapi, di sini kecil sekali. Ya, bagaimana nanti sajalah yang penting tata dan bisa jualan lagi,” jelasnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Sri, PKL penjual batik yang ketika ditemui sedang mengukur lapaknya. Tampak sekali wajah tidak puas Sri seusai mengukur.
“Ini cuma sepetak gini, dan sebelahnya sudah milik orang lain. Saya bingung, bagaiman menaruh gantungan baju jualan saya,” keluhnya.
Rencananya, Sri akan menghubungi pemilik lapak sebelahnya untuk menanyakan, apakah pemilik mau jualan atau tidak. “Banyak yang sudah dapat lapak tapi mengundurkan diri, jadi lapaknya bisa dipakai pedagang lain,” ucapnya.
Pak Yanto dan Sri berharap, pemerintah memikirkan luas lapak bagi PKL karena terlalu kecil jika harus memajang semua barang dagangan.
“Kemarin ada orang dari pemerintah dan kami sudah utarakan. Semoga saja ada sedikit kelonggaran,” harap mereka.
Kirim Komentar