Seni & Budaya

'Mulo#2, Mulih Munggah', Gerak Langkah Perupa Gunungkidul

Oleh : Mohammad Jauhar Al Hakimi / Kamis, 24 Maret 2022 16:25
'Mulo#2, Mulih Munggah', Gerak Langkah Perupa Gunungkidul
Suasana pembukaan pameran Mulo #2 di Sinambi Farm, Sabtu (19/3) sore - Dok. ABDW Project

Gudeg.net – Setelah Desember tahun lalu mempresentasikan karya-karyanya dalam tajuk “Mulo” di Indieart house Kasihan-Bantul, seniman-perupa asal Kabupaten Gunungkidul DIY yang tergabung dalam kolektif ABDW project kembali mempresentasikan karya-karyanya.

Dengan mengangkat tajuk “Mulo #2, Mulih Munggah” sebelas seniman kolektif ABDW project mempresentasikan karyanya di Sinambi Farm –sebuah peternakan kambing yang memproduksi susu-, Jalan Kyai Legi No. 90 RT 04/RW 03, Sumbermulyo, Kepek-Wonosari, Gunungkidul. Pameran dibuka pada Sabtu (19/3) dan berlangsung hingga 9 April 2022.

Mulo (mula) dalam bahasa Indonesia yang berarti permulaan dengan kecenderungan diasosiasikan untuk menunjukkan awalan, asal mula; pokok asal, yang pertama, atau bahkan ihwal yang berkewajiban mencari “hakekat ada” secara mendasar. Mulo juga merujuk pada nama sebuah desa di Kecamatan Wonosari-Gunung Kidul.

Karya berjudul Mati Rasa (C. Cahya Nugraha) dalam Pameran “Mulo #2” - Dok. ABDW project

Dalam catatan pengantar pameran, Mulo, Mulih Munggah diikat sebagai judul sebab dalam dimensi kultural ia dapat diletakan sebagai bagian dari tradisinya, yang mengandung nilai-nilai simbolik setempat: tanah kelahiran, tilik sedulur, doa dan ziarah leluhur, serta yang terkait lainnya. Pun secara identitas dalam medan sosial-politis, kami ingin memandang dari lingkup yang kecil ini (ABDW dan Gunungkidul), mampu mengurai dan memunculkan pandangan baru, baik untuk kami maupun sekitar.

Dalam konteks totalitas waktu, manusia memahami konstruksi waktu yang kontradiktif, yakni memahami waktu yang bersifat siklus, yang berbeda pemikiran Barat maupun Islam, dan memahami waktu yang bersifat linear. Melalui konsep inilah istilah MULO secara leluasa dibaca, dimaknai dan diartikulasikan.

“Setelah akhir tahun lalu ABDW project mengabarkan tentang gerak berkesenian yang dilakukan teman-teman dengan menggelar pameran di Indieart house, selanjutnya dalam semangat Mulo tersebut kami mempresentasikan laku kreatif di wilayah Gunungkidul. Salah satunya dengan membawa semangat mulih munggah, sekaligus upaya diseminasi dan belajar dalam berbagai arah bersama masyarakat. Harapannya, energi tersebut bisa saling menguatkan dan terus berkelanjutan.” tutur salah satu anggota ABDW project Dwi Rachmanto saat mempersiapkan pameran Mulo #2, Sabtu (12/3).

Seni rupa di Gunungkidul cukup menggeliat dalam lima tahun terakhir. Pada FKY 2017 sebagai paralel event digelar pameran seni mengangkat tajuk “Kendel Riyin” yang diikuti  45 perupa, 5 komunitas seni dan komunitas musik kreatif yang berdomisili di Gunungkidul dengan nama Komunitas Ikatan Perupa Gunungkidul (IPG) mempresentasikan karya seni rupanya di eks Gedung Kementerian Agama Kab. Gunungkidul. Komunitas ini mewadahi semua seniman/perupa baik seniman akademis, nonakademis, maupun perkumpulan guru seni rupa se-Gunungkidul untuk memamerkan karyanya.

Setahun berikutnya dalam tagline Jowo Mumed, seniman-perupa Gunungkidul mempresentasikan karyanya di samping panggung utama selama FKY 2018 berlangsung. Jowo Mumed mengacu pada sebuah aktivitas dari seniman-perupa Gunungkidul yang hampir setiap hari masih mobile sebagai penglaju Gunungkidul-Yogyakarta pergi-pulang. Jowo Mumed merupakan singkatan dari Jogja Wonosari Munggah Medhun (Naik Turun jalur Jogja Wonosari).

Suasana pembukaan pameran Mulo #2 di Sinambi Farm, Sabtu (19/3) sore - Dok. ABDW Project

“ABDW dibentuk dalam rangka memunculkan kolektivitas juga memunculkan individunya untuk mencapai artistik tertentu dan menumbuhkan wacana tajam di seni rupa kita hari ini. Tempat ini menjadi lingkaran juga Hub bagi perbincangan kami dalam rangka memberi cubitan dan pengingat kepada semua pihak yang konsen di bidang seni rupa khususnya kota kami (Gunungkidul) bahwa kita mempunya misi dan visi yang sama dan tidak jauh-jauh dari wacana bahwa kita berkontribusi bagi pertumbuhan kota ini dengan cara-cara artistik.” imbuh Dwi Rachmanto.

Presentasi kolektif ABDW project bertajuk “Mulo#2, Mulih Munggah” di Sinambi Farm berlangsung dalam protokol kesehatan. Kunjungan langsung dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku: wajib mengenakan masker pelindung mulut-hidung, mengukur temperatur tubuh, mencuci tangan dengan benar, serta menjaga jarak aman selama berada di dalam ruang pamer. 

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM



    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini