Seni & Budaya

Karya Fotografi sebagai Media Ekspresi dan Komunikasi

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Senin, 20 Februari 2023 16:19
Karya Fotografi sebagai Media Ekspresi dan Komunikasi
Pajang karya fotografi dalam Nyrawung Yuk #4 di Kedai Srawung Saklawase. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Sembilan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Yogyakarta mempresentasikan karya fotografi dalam ukuran sedang, tidak lebih dari 60 cm.

Sepuluh karya fotografi dalam beberapa aliran/genre dipajang di gebyog berukuran 2,5 m x 13 m Kedai Srawung Saklawase.

“Dalam Pajang Karya keempat yang merupakan program Nyrawung Yuk, sengaja kita tawarkan kepada mahasiswa yang memiliki minat fotografi dan kebetulan yang merespons dua prodi Ilmu Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Widya Mataram (UWM), serta satu mahasiswa Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST).” jelas penanggungjawab program Jon Paul Irwan kepada Gudeg.net, Sabtu (18/2) sore.

Tatah Wayang Pucung – fotografi – 30 cm x 40 cm – Yoga Hargutama – 2019. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Lebih lanjut Irwan menjelaskan pilihan pada karya fotografi diantara karya seni rupa dalam Nyrawung Yuk! mengingat karya fotografi jarang dipresentasikan di ruang publik terlebih yang melibatkan mahasiswa.

“Relatif sedikit, bahkan di Yogyakarta yang memiliki ruang presentasi karya dan acara seni yang jumlahnya ratusan. Kalaupun ada pameran fotografi biasanya dilakukan oleh fotografer profesional ataupun komunitas fofografi. Itupun tidak banyak. Paling menjadi acara reguler tahunan.” imbuh Irwan.

Perkembangan fotografi mengalami lompatan yang berarti sejak teknologi digital dalam dunia fotografi menggantikan teknologi analog baik dalam piranti keras/gear (kamera, lensa) maupun piranti lunak pengolah image. Hari-hari ini teknologi fotografi kelas profesional pun bahkan sudah ditanamkan pada gawai pintar.

Perkembangan teknologi telah memangkas banyak hal dalam dunia fotografi. Hanya berbekal gawai pintar, seseorang bisa merekam foto-video, dalam waktu beberapa saat melakukan proses kamar gelap digital, dan menyebarkannya dalam dunia berjejaring yang semuanya dilakukan hanya dalam genggaman tangan. Dan dunia internet menjadi ruang pamer tanpa batas.

Bincang santai saat pembukaan Pajang Karya Fotografi dalam Nyrawung Yuk #4 (dari kiri ke kanan) : Syahrizal Pahlevi (seniman-perupa), Puji Qomariyah (dosen UWM), Erwan Sudiwijaya (dosen UMY), , Sabtu (18/2) sore.

Ketika piranti keras-lunak fotografi sudah mudah dan murah serta segala hal pengetahuan berkaitan dengan hal teknis fotografi bisa dipelajari sendiri, kreativitas menjadi hal yang tetap tidak bisa tergantikan dalam menghasilkan karya foto yang menarik secara artistik-estetik. Perkembangan terkini, kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedang hangat menjadi perbincangan di kalangan fotografer.

Tanpa mengangkat tema tertentu, Nyrawung Yuk #4 memberikan kebebasan kepada kesembilan fotografer muda untuk mempresentasikan karyanya.

Wahyu Pradiptia (RPC UMY) dalam karya berjudul ‘Senandika’ membekukan gerakan tari mahasiswa Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta yang sedang mempresentasikan sebuah pertunjukan yang merupakan ujian akhir semesternya. Genre fotografi panggung (stage photography) banyak diminati para fotografer mengingat banyaknya dinamika di atas panggung yang secara visual kerap menampilkan artistik maupun estetikanya. Tantangannya cukup tinggi untuk menangkap momen dan membekukan objek-objek yang terus bergerak sepanjang pertunjukan.

Hal yang sama dilakukan oleh Shafana Daffa (Fotka 053 UMY) dalam karya ‘Mengepul Harapan’, dimana Shafana memotretnya langsung pada panggung kehidupan nyata. Karya ‘Mengepul Harapan’ berhimpitan antara still life dan human interest.

Tiga karya foto lanskap ditawarkan Imam Wahyudi (Fotka 053 UMY), Iryan Rahmadani Noviantaris (Miba HIMKA UWM), Muhammad Nazrie (Miba HIMKA UWM) dalam pendekatan yang berbeda. Imam dalam karya ‘Melatih Dara kolongan’ mengeksplorasi peristiwa pelatihan burung merpati dengan latar belakang lanskap tempat melatihnya. Rahmadani mencoba bermain-main dengan gradasi langit untuk memunculkan kontras karya secara keseluruhan dalam karya ‘A Simple Ride with a Fog Feel’, sementara Nazrie dalam ‘Final Destination with Her’ mencoba merekam perjalanannya menangkap bentangan alam dalam pandangan mata elang.

Bincang santai saat pembukaan Pajang Karya Fotografi dalam Nyrawung Yuk #4, Sabtu (18/2) sore. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Danenin Brenindadini Puspita (Miba HIMKA UWM) mengeksplorasi fotografi  potret (portrait photography) dengan menangkap ekspresi anak-anak dalam ‘Dirandra’ sementara Oky Wardhana (Miba HIMKA UWM) lebih beresperimen dalam foto konsep (concept photography) tentang sebuah ruang dalam ‘Pawon Simbah’.

Tiga karya fotografi sebagai medium komunikasi disajikan oleh Muhammad Ghani Hadiatul Haq (RPC UMY) dan Yoga Hargutama (Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa) dalam pendekatan berbeda.

Dalam ‘Terus Bertahan Melawan Modernisasi’ Ghani membuat kolase foto perajin wayang kulit berusia 62 tahun di tempatnya Dukuh Gendeng, Bangungjiwo, Kasihan-Bantul yang sampai saat ini masih terus membuat wayang kulit melanjutkan usaha orang tuanya. Ghani merangkai delapan foto dokumenternya dalam sebuah kolase rangkaian cerita.

Berbeda dengan Ghani yang merangkai beberapa foto untuk membangun satu narasi, Yoga Hargutama (UST) melakukan pendekatan membekukan objek untuk membangun narasi pada satu bingkai (frame). Kedua pendekatan tersebut tentu memiliki kekurangan, kelebihan, dan tantangannya masing-masing sesuai tujuan pemotretan itu senditi. Jika Ghani memiliki keleluasaan memotret dalam moment, angle, serta setting tempat untuk membangun alur yang runtut dan detail, Yoga justru harus memperhitungkan dengan cermat moment, angle, setting tempat, serta hal teknis terkait pemotretan dalam waktu bersamaan.

Dalam karya ‘Tatah Wayang Pucung’ Yoga lebih memilih momen ekspresi penatah-sungging Wayang Pucung dalam setting ruang yang bisa menggambarkan proses secara keseluruhan sementara pada karya ‘Tempa’ Yoga lebih memilih menangkap citraan proses penempaan besi pada sebuah besalen (tempat membuat keris) dalam kecepatan tinggi. Dua karya foto tunggal tersebut secara teknis pendekatannya pun berbeda.

Kepada Gudeg.net, Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi UMY Erwan Sudiwijaya  yang hadir dalam pembukaan pameran, Sabtu (18/2) sore menyambut baik kegiatan tersebut dimana mahasiswa UMY yang tergabung pada Fotka 053 dan PRC dapat berkolaborasi dan ikut memamerkan karya di Pameran Foto Nyrawung Yuk #4.

“Bagi kami pameran ini merupakan bentuk rekognisi mahasiswa kami di bidang fotografi yang memberikan tambahan portofolio. Selain itu pameran ini merupakan ajang silaturahmi yang bisa menjadi titik awal terbukanya kolaborasi antarkampus.” jelas Erwan.

Hal senada disampaikan WR-3 bidang Kemahasiswaan UWM Puji Qomariyah yang turut hadir dalam pembukaan pameran, dimana pameran fotografi yang diikuti mahasiswa adalah bagian dari ekspresi dan ruang mahasiswa untuk membaca realitas sosial.

“Fotografi kerap dikaitkan dengan representasi obyektif. Seeing is believing, membuktikan bahwa betapa kuatnya kebenaran dan realitas. Hingga muncul istilah bahwa tanpa foto (sebagai bukti) adalah hoaks.” papar Puji.

Puji menambahkan pengalaman pameran bisa menjadi portofolio penting untuk mahasiswa kedepan, tidak sekedar belajar di kampusnamun juga memiliki karya dan capaian lain yang layak pajang untuk publik.

Keberanian mempresentasikan karya pada publik menjadi catatan penting dalam pajang karya fotografi Nyrawung Yuk #4.

Diantara karya visual, karya fotografi memiliki kelebihan salah satunya kemampuan merekam peristiwa, momen-momen yang aktual, dapat dipercaya dan mengandung nilai-nilai, sehingga fotografi sekaligus menjadi medium komunikasi berbasis visual. Karya fotografi memiliki kemampuan menceritakan sebuah peristiwa secara nyata dan apa adanya dan bisa mewujud pula menjadi media ekspresi. Penyajian visual turut pula dalam pembentukan opini publik sehingga karya fotografi jurnalistik maupun seni sesungguhnya turut berperan dan bertanggungjawan dalam pembentukan masyarakat yang ideal.

Pajang karya fotografi dalam  Nyrawung Yuk #4 dihelat di Kedai Srawung Saklawase Sonopakis Lor, Ngestiharjo, Kasihan-Bantul hingga 2 Maret.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini