Seni & Budaya

Keseriusan Bermain 29 Seniman dalam “Ludens”

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Selasa, 04 Juli 2023 15:35
Keseriusan Bermain 29 Seniman dalam “Ludens”
Pengunjung mengamati karya saat pembukaan pameran ‘Ludens’ di MDTL, Sabtu (1/7) malam. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Setelah dua eksperimen presentasi karya secara reguler digelar, Museum dan Tanah Liat (MDTL) kembali  menggelar eksperimen presentasi karya bertajuk ‘Ludens’. Presentasi dibuka pada Sabtu (1/7) sore melibatkan 29 seniman-perupa.

Pada rentang tahun 2011 hingga 2014 MDTL menggelar eksperimen presentasi dalam tajuk “Dollanan I/II/III” berlanjut dengan presentasi dalam tajuk “Bukan yang Kemarin I” pada tahun 2019 dan “Bukan yang Kemarin II” setahun berikutnya.

Kata ludens yang berasal dari Bahasa Latin dalam leksikologi yang sederhana diartikan sebagai permainan. Dalam catatan pengantar pameran, secara filosofis pengajar Seni Rupa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya Hari Parjitno memaparkan bahwa permainan adalah pilihan, kehendak pikiran demi tujuan. Diawali oleh talenta atau bakat instingtif seseorang adalah dari sononya sementara kehidupan sang individu terus berkembang menyerap dari apa yang amat disukai. Dari sini timbullah tumpukan pengalaman yang satu passion yang analog dengan dirinya menumpuk di bawah sadarnya hingga menjadi kenangan.

Seorang pengunjung mengamati karya Luxurious (Hendra Priyadhani/kiri) dan Bermain dalam Mimpi (Alie Gopal/kanan). (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Kenangan adalah simpanan masa lalu yang diingat di masa kini, perasaan masa lalu yang diingat ke masa kini tentunya akan berbeda secara perasaan yang dialami oleh kondisi sekarang.” jelas Hari Prajitno

Hari menambahkan dalam hal kekaryaan hari ini sebagai gambaran kenangan menjadi sangat berbeda dibanding masa lalu, kenangan yang telah terdistorsi masa kini sedang mengingat mencoba merasakan atau mengakses kembali masa lalu. Kenangan tidak harus pada masa kecil, kenangan bisa jadi 2-3 tahun yang lalu ini menjadi penting dan bisa diandalkan dengan alasan bahwa pengetahuan itu tidak akan ada tanpa proses mengenang/ mengakses kenangan.

“Dalam proses terjadinya pengetahuan itulah bagaimana cara kita menyimpulkan data baru untuk menjadi informasi (data terkait) yang penting dan bisa diandalkan. Dalam proses penyimpulan itu harus dilandasi oleh peran penting data dari kenangan dan memori.” imbuh Hari.

‘Kerakusan Awal dari Kehancuran’ (paling kiri) – cat minyak dikerik (scratch) di atas kanvas – 100 cm x 70 cm – Dodi Irwandi – 2023. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Dalam kerangka pengantar pameran tersebut, ke-29 seniman-perupa merespons dalam berbagai medium, teknik, maupun tema karya. Bermain-main masih menjadi eksplorasi dari para seniman terlibat, dan menarik ketika kenangan dan ingatan menjadi penjembatan bagi ke-29 seniman mempresentasikan karyanya.

Dalam pameran “Ludens”, kenangan dan ingatan dhadirkan kembali dalam karya baru ataupun karya lama.

Street artist Anagard memanfaatkan kotak hydrant bekas pakai dan roda bekas motor yang ditemukan (found object) sebagai wilayah bermain-main untuk menyampaikan pesan ‘Awas, kerusakan iklim kesehatan reproduksi’ dan ‘without borders/tanpa batas’.

 “Itu karya lama dengan based medium benang. Saat bersih-bersih ketemu karya tersebut. Saya restore dengan beberapa sentuhan material yang lain. Jadinya seperti sebuah kenangan yang lahir kembali, meskipun bagi saya ini tetaplah sebagai karya yang terlahir kembali.” kata Alie Gopal saat ditemui Gudeg.net dalam pembukaan pameran Sabtu (1/7) malam tentang karya berjudul ‘Bermain dalam Mimpi’.

Sapih (tengah) – cat minyak di atas kanvas -180 cm x 180 cm – Ayu Rika – 2023. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Dalam karya berukuran 220 cm x 104 cm tersebut Alie Gopal menggunakan kain dan benang secara berlapis-lapis untuk membentuk citraan dunia mimpi. Alie Gopal dikenal sebagai seniman yang banyak ‘bermain-main’ dalam medium dan teknik dalam karyanya.

Sapih’, karya dalam medium cat minyak di atas kanvas berukuran 180 cm x 180 cm dibuat Ayurika. Sebagai ibu muda dengan anak balita, menyusui adalah gambaran keintiman antara ibu dan anak. Tahap menyapih anak ketika menyusui adalah salah satu tahap yang secara psikologis cukup berat dihadapi oleh ibu dan anak. Saat pertama kali anak harus melepaskan ketergantungan pada ibunya, pada saat bersamaan tidak jarang terjadi perang batin saat ibu harus melepaskan anaknya dari persusuan. Sebuah proses yang menjadi ikatan keduanya setelah seorang anak lahir. Tidak jarang muncul drama-drama kehidupan dalam proses sapih tersebut. Dan bagi seorang ibu, sapih akan menjadi ingatan kolektif yang sangat personal.

Apakah lantas bermain menjadi hal yang tidak serius dalam pameran ‘Ludens’? Jika mengamati secara teliti satu persatu karya yang dipresentasikan, justru ke-29 sedang serius dalam bermainnya.

Seniman grafis Dodi Irwandi dalam karya berjudul ‘Kerakusan Awal dari Kehancuran’ menyampaikan kritik sosial dalam karya lukisan bermedium cat akrilik di atas kanvas yang dikerok (scratch). Sebagai pergrafis, proses mengerik cat tersebut bisa disepadankan dengan membuat matriks sebagai master karya untuk teknik cetak dalam (intaglio) ataupun cetak tinggi (relief print).

“Silakan diamati lagi, itu bukan hasil cetak tinggi cukil kayu (woodcut). Itu lukisan hitam putih. Tekniknya saja yang berbeda, tidak menggunakan kuas ataupun pisau pallet. Scratching, dikerik langsung pada cat langsung di atas kanvas.” jelas Dodi kepada Gudeg.net.

Dodi dengan serius mencoba bermain-main menggabungkan teknik dan medium keluar dari kebiasaan saat menghasilkan karya grafis. Keseriusan lain justru muncul dalam citraan yang dihadirkan Dodi dalam pesan-pesan karya tersebut bahwa bumi sudah semakin menua.

Keseriusan bermain juga dihadirkan Tohjaya Tono dalam Sisir Pesisir series. Tiga karya dalam medium cat minyak di atas kanvas berukuran relatif kecil menjadi pemampatan ide karya dalam ruang yang relatif terbatas. Pilihan tersebut cukup berisiko mengingat pesan-pesan dalam karya Tono dalam mengangkat realitas sosial justru mengharuskan hadirnya karya dalam dimensi yang memadai. Pilihan terbaik adalah mengikuti keseriusn Tono dalam bermainnya dengan cara mendekati karya untuk menghadirkan detail dan imajinasi yang ditawarkan.

‘Ludens’ bisa menjadi ikhtiar berikutnya untuk menjelajah ruang tak terukur bagi ke-29 seniman yang berpameran maupun bagi publik.

Pameran karya bertajuk “Ludens” dihelat di Museum dan Tanah Liat, Jalan Menayu Kersan No. RT.05, Jeblog, Tirtonirmolo, Kasihan-Bantul, 2-15 Juli 2023.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    100% Musik Indonesia, Cinta Musik Indonesia.


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini