Pascagempa Jogja 27 Mei 2006, perekonomian Jogja terpuruk. Hampir seluruh sektor tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah di bidang perekonomian memang telah dilaksanakan, namun belum semuanya menyentuh level bawah seperti pedangan di pasar Piyungan Bantul, yogyakarta.
Sejumlah pedagang yang ingin kembali bangkit mengalami kesulitan dalam hal permodalan. Tak jarang, mereka justru terjerembab dalam lingkaran hutang dengan bunga menjulang yang ditawarkan sejumlah rentenir.
"Setelah gempa, pedagang butuh modal yang mudah dan cepat untuk kembali melanjutkan dagangan mereka yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Namun yang terjadi justru mereka terjebak oleh rentenir yang meminjamkan modal dengan bunga tinggi," kata Lurah Pasar Piyungan, Suhadi kepada wartawan di Pendopo Kecamatan Piyungan (13/05).
Sementara itu dari menurut pihak perbankan, masalah rentenir memang sulit untuk diberantas. Hal ini disebabkan juga oleh faktor sejumlah pedagang yang tetap mau meminjam modal dari mereka.
"Rentenir sangat sulit untuk diatasi. Pedagang butuh mereka karena mampu menyediakan dana dalam waktu yang relatif cepat dan dengan syarat yang hanya kepercayaan saja," kata Sidiq Purnama Widada, Sekretaris Pengurus Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Jogjatama (13/05).
Untuk membantu permodalan para pedagang di pasar Piyungan, sejumlah pihak perbankan di Jogja akan membantu mereka dengan memberikan pinjaman yakni Baitul Mal wa Tamwil (BMT) sebesar Rp 500.000,00 - Rp 5.000.000,00 untuk setiap pedagang.
Metode peminjamannya akan disesuaikan dengan sifat pedagang yang enggan untuk berkunjung ke kantor bank setempat dengan berbagai alasan. Untuk itu, pihak perbankan yang akan "menjemput bola" ke pedagang yang membutuhkan modal tunai.
"Kami akan mulai dengan platform dari Rp 500.000,00 - Rp 5.000.000,00 untuk tiap pedagang sesuai dengan kemampuan dan saldo mereka. Sisitemnya akan "menjemput bola", yakni mendatangi para pedangang yang membutuhkan dana atau door to door," kata Sidiq.
Persyaratan bagi peminjam yang butuh modal juga tidak begitu susah. Cukup dengan mengisi formulir identitas, menyerahkan KTP serta barang jaminan yang dalam hal ini tidak mutlak haru s ada.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan KKN PPM UGM dengan bertajuk Lembaga Keuangan Mikro Fair (LKM) Fair 2008 yang akan dilaksanakan pada 15 - 17 Mei 2008 di pasar Piyungan Bantul Yogyakarta.
LKM Fair 2008 ini nantinya akan diikuti oleh sejumlah bank yakni Jogjatama, Mitra Usaha Umat, BRI, Danamon Simpan Pinjam, Bank Perkreditan Rakyat Mataram, LKM BUPK Prambanan dll.
Sejumlah pedagang yang ingin kembali bangkit mengalami kesulitan dalam hal permodalan. Tak jarang, mereka justru terjerembab dalam lingkaran hutang dengan bunga menjulang yang ditawarkan sejumlah rentenir.
"Setelah gempa, pedagang butuh modal yang mudah dan cepat untuk kembali melanjutkan dagangan mereka yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Namun yang terjadi justru mereka terjebak oleh rentenir yang meminjamkan modal dengan bunga tinggi," kata Lurah Pasar Piyungan, Suhadi kepada wartawan di Pendopo Kecamatan Piyungan (13/05).
Sementara itu dari menurut pihak perbankan, masalah rentenir memang sulit untuk diberantas. Hal ini disebabkan juga oleh faktor sejumlah pedagang yang tetap mau meminjam modal dari mereka.
"Rentenir sangat sulit untuk diatasi. Pedagang butuh mereka karena mampu menyediakan dana dalam waktu yang relatif cepat dan dengan syarat yang hanya kepercayaan saja," kata Sidiq Purnama Widada, Sekretaris Pengurus Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Jogjatama (13/05).
Untuk membantu permodalan para pedagang di pasar Piyungan, sejumlah pihak perbankan di Jogja akan membantu mereka dengan memberikan pinjaman yakni Baitul Mal wa Tamwil (BMT) sebesar Rp 500.000,00 - Rp 5.000.000,00 untuk setiap pedagang.
Metode peminjamannya akan disesuaikan dengan sifat pedagang yang enggan untuk berkunjung ke kantor bank setempat dengan berbagai alasan. Untuk itu, pihak perbankan yang akan "menjemput bola" ke pedagang yang membutuhkan modal tunai.
"Kami akan mulai dengan platform dari Rp 500.000,00 - Rp 5.000.000,00 untuk tiap pedagang sesuai dengan kemampuan dan saldo mereka. Sisitemnya akan "menjemput bola", yakni mendatangi para pedangang yang membutuhkan dana atau door to door," kata Sidiq.
Persyaratan bagi peminjam yang butuh modal juga tidak begitu susah. Cukup dengan mengisi formulir identitas, menyerahkan KTP serta barang jaminan yang dalam hal ini tidak mutlak haru s ada.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan KKN PPM UGM dengan bertajuk Lembaga Keuangan Mikro Fair (LKM) Fair 2008 yang akan dilaksanakan pada 15 - 17 Mei 2008 di pasar Piyungan Bantul Yogyakarta.
LKM Fair 2008 ini nantinya akan diikuti oleh sejumlah bank yakni Jogjatama, Mitra Usaha Umat, BRI, Danamon Simpan Pinjam, Bank Perkreditan Rakyat Mataram, LKM BUPK Prambanan dll.
Kirim Komentar