
Kelompok yang terdiri dari Hari Wibowo, Ipo Synthetic Chaos Area, Heri Pe, Johannes Gultom, Purwanto, Sigit Bapak, dan Hery S ini setidaknya menggelar 30 karya seni yang terdiri dari lukisan, patung, dan istalasi yang masing-masing mengusung tema yang berbeda antara satu dengan yang lain.
"Pameran ini akan merepresentasikan karakter masing-masing seniman yang memang berbeda antara satu dengan yang lain," kata kurator pameran A.C Andre Tanama kepada GudegNet (05/08).
Lihat saja karya Ipo yang mengekplorasi rambut gimbal. Kehidupannya yang seorang seniman tukang gimbal dapat terlihat jelas dalam karya-karyanya yang dipamerkan.
Berbeda dengan Johannes Gultom yang lebih tertarik untuk mengangkat isu tentang kecanduan manusia terhadap teknologi. Dalam karyanya, ia menyiratkan kepada manusia untuk meluangkan waktu sejenak tanpa teknologi yang menurutnya tak lebih dari candu.
Pameran yang spontan ini ternyuta mampu memberikan karakter dan ragam yang kaya melalui tema dan konsep dari masing-masing seniman yang menuangkan ekspresi mereka melalui karya mereka. Pengalaman hidup mereka sepertinya masih menjadi akar dari sajian visual malam itu yang tanpa batasan kuratorial.
Kirim Komentar