Saat ini, batik tak lagi hanya identik dengan orang tua saja. Di Kota Budaya Yogyakarta contohnya, pemandangan anak-anak muda dengan mengenakan pakaian batik merupakan hal yang pasti jamak dijumpai setiap harinya, khususnya pada hari Jumat.
"Batik saat ini telah banyak dipakai bukan hanya oleh orang tua, namun juga oleh remaja di Jogja. Hal ini menandakan kecintaan terhadap unsur lokal yang semoga saja tidak hanya sebagai fenomena musiman saja," kata Wakil Ketua II Jogja Fashion Week 2008, Afif Syakur dalam jumpa pers Jogja Fashion Week 2008 di Afif Griya Seni (20/08).
Hal tersebut membuktikan bahwa fashion, seni, dan budaya dapat digabungkan sebagai salah satu cara melestarikan dan mengangkat budaya sekaligus melirik peluang bisnis yang menjanjikan.
"Jogja Fashion Week adalah sebuah acara fashion berbasis etnik batik sebagai usaha melestarikan budaya. Acara ini diharapkan tidak hanya berdampak lokal saja, namun juga berdampak global untuk lebih memperkenalkan batik ke dunia internasional," katanya.
Dengan tema "Culturally Plural", Jogja Fashion Week 2008 yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Propinsi DIY, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) serta didukung oleh sejumlah dinas terkait ini diharapkan mampu memicu pengusaha batik dan disainer batik untuk mempetahankan dan mengembangkan karya batik mereka serta menjadikan mereka lebih profesional dalam menjalankan usahanya.
Jogja Fashion Week 2008 yang tahun ini memasuki penyelenggaraannya yang ke-3 akan digelar di Pagelaran Keraton Yogyakarta dan Taman Budaya Yogyakarta pada 27-31 Agustus 2008. Sejumlah kegiatan budaya akan digelar seperti peragaan busana, karnaval, seminar budaya, sejumlah kompetisi, hingga pertunjukkan kesenian tradisi.
"Batik saat ini telah banyak dipakai bukan hanya oleh orang tua, namun juga oleh remaja di Jogja. Hal ini menandakan kecintaan terhadap unsur lokal yang semoga saja tidak hanya sebagai fenomena musiman saja," kata Wakil Ketua II Jogja Fashion Week 2008, Afif Syakur dalam jumpa pers Jogja Fashion Week 2008 di Afif Griya Seni (20/08).
Hal tersebut membuktikan bahwa fashion, seni, dan budaya dapat digabungkan sebagai salah satu cara melestarikan dan mengangkat budaya sekaligus melirik peluang bisnis yang menjanjikan.
"Jogja Fashion Week adalah sebuah acara fashion berbasis etnik batik sebagai usaha melestarikan budaya. Acara ini diharapkan tidak hanya berdampak lokal saja, namun juga berdampak global untuk lebih memperkenalkan batik ke dunia internasional," katanya.
Dengan tema "Culturally Plural", Jogja Fashion Week 2008 yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Propinsi DIY, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) serta didukung oleh sejumlah dinas terkait ini diharapkan mampu memicu pengusaha batik dan disainer batik untuk mempetahankan dan mengembangkan karya batik mereka serta menjadikan mereka lebih profesional dalam menjalankan usahanya.
Jogja Fashion Week 2008 yang tahun ini memasuki penyelenggaraannya yang ke-3 akan digelar di Pagelaran Keraton Yogyakarta dan Taman Budaya Yogyakarta pada 27-31 Agustus 2008. Sejumlah kegiatan budaya akan digelar seperti peragaan busana, karnaval, seminar budaya, sejumlah kompetisi, hingga pertunjukkan kesenian tradisi.
Kirim Komentar