Tulisan di atas mungkin telah menjadi hal yang sering dijumpai masyarakat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak 1 Desember lalu. Alhasil, SPBU yang tak kekurangan pasokan bensin dipenuhi kendaraan roda dua maupun empat yang antri untuk mengisi bahan bakar.
Tepat pukul 00.00 1 Desember 2008 lalu, harga premium bersubsidi turun Rp 500,00 dari harga Rp 6.000,00 menjadi Rp 5.500,00. Tak banyak suara sumbang mengenai turunnya harga bahan bakar yang banyak di konsumsi masyarakat ini. "Buat saya ngaruh sih pasti. Tapi nggak banyak," ungkap Emmanuel Wijaya, salah satu konsumen yang sedang mengisi bensin di SPBU Sagan.
"Kalau di sini tidak ada pengantrian. Biasa saja seperti hari-hari lainnya. Kita juga tidak kehabisan stok premium," ungkap Bagio, pengawas lapangan SPBU Sagan. Menurutnya turunya harga premium yang hanya Rp 500,00 tidak membawa pengaruh besar bagi SPBU-nya.
Berbeda dengan SPBU Sagan, SPBU Taman Siswa pada tanggal 1-2 Desember kemarin dipadati antrian kendaraan roda dua dan empat. Pendapatan SPBU ini pun meningkat dua kali lipat. Yang lucunya lagi, pertamax di SPBU Taman Siswa ini habis semenjak seminggu yang lalu. Tak ada pasokan yang datang dari Jakarta. "Kita juga nggak tahu kapan datangnya untuk pertamax. Harganya pun anjlok. Sekarang sudah mencapai Rp 6.000,00 dari Rp 7.950,00," jelas Ari, pengawas lapangan SPBU Taman Siswa.
Ya, kalau sudah begini, masyarakat yang sudah capek dengan persoalan hidupnya masing-masing jelas tak bisa banyak berbuat. Hanya berharap dan berharap yang bisa mereka lakukan. "Ya, harapan saya semoga pemerintah kalau mengambil keputusan lebih bijak lagi," tutup Wijaya.
Kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga premium bersubsidi yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya terwujudkan juga. Mulai 1 Desember 2008 kita bisa mengkonsumsi premium dengan harga Rp 5.500,00 per liter.
Tepat pukul 00.00 1 Desember 2008 lalu, harga premium bersubsidi turun Rp 500,00 dari harga Rp 6.000,00 menjadi Rp 5.500,00. Tak banyak suara sumbang mengenai turunnya harga bahan bakar yang banyak di konsumsi masyarakat ini. "Buat saya ngaruh sih pasti. Tapi nggak banyak," ungkap Emmanuel Wijaya, salah satu konsumen yang sedang mengisi bensin di SPBU Sagan.
"Kalau di sini tidak ada pengantrian. Biasa saja seperti hari-hari lainnya. Kita juga tidak kehabisan stok premium," ungkap Bagio, pengawas lapangan SPBU Sagan. Menurutnya turunya harga premium yang hanya Rp 500,00 tidak membawa pengaruh besar bagi SPBU-nya.
Berbeda dengan SPBU Sagan, SPBU Taman Siswa pada tanggal 1-2 Desember kemarin dipadati antrian kendaraan roda dua dan empat. Pendapatan SPBU ini pun meningkat dua kali lipat. Yang lucunya lagi, pertamax di SPBU Taman Siswa ini habis semenjak seminggu yang lalu. Tak ada pasokan yang datang dari Jakarta. "Kita juga nggak tahu kapan datangnya untuk pertamax. Harganya pun anjlok. Sekarang sudah mencapai Rp 6.000,00 dari Rp 7.950,00," jelas Ari, pengawas lapangan SPBU Taman Siswa.
Ya, kalau sudah begini, masyarakat yang sudah capek dengan persoalan hidupnya masing-masing jelas tak bisa banyak berbuat. Hanya berharap dan berharap yang bisa mereka lakukan. "Ya, harapan saya semoga pemerintah kalau mengambil keputusan lebih bijak lagi," tutup Wijaya.
Kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga premium bersubsidi yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya terwujudkan juga. Mulai 1 Desember 2008 kita bisa mengkonsumsi premium dengan harga Rp 5.500,00 per liter.
Kirim Komentar