Sebagai ketua terpilih dalam Munas ke-5 PEPADI pada 16-17 Desember lalu di Yogyakarta, Ekotjipto mengagendakan bagaimana mendekatkan wayang kepada generasi muda khususnya anak sekolah dengan mengenalkan wayang lewat institusi keluarga dan pendidikan.
"Generasi muda harus disuguhi dunia wayang di lingkungan keluarga dan sekolahnya, misalnya dengan menambah pelajaran atau ekstrakurikuler di sekolah mereka," kata Ekotjipto sesaat setelah ditetapkan menjadi Ketua Umum terpilih PEPADI periode 2008-2013, Rabu (17/12).
Lebih lanjut Ekotjipto mengatakan agar wayang harus dikemas dengan menarik agar mampu diminati oleh anak muda. Baginya pertunjukkan wayang di pusat perbelanjaaan moderen atau mal adalah salah satu cara efektif untuk menarik perhatian generasi muda terhadap wayang.
"Wayang masuk mal adalah salah satu cara untuk mendekatkan wayang kepada generasi muda. Hal ini telah dilakukan di sejumlah daerah seperti di Jakarta dan Yogyakarta," ujarnya.
Selain itu, tidak mungkin bagi wayang untuk dikenal jika tidak ada pertunjukkan wayang digelar. Oleh sebab itu, pada tahun mendatang pementasan wayang akan ditingkatkan.
Profesi Dalang Tidak Diminati
Sementara itu menjawab pertanyaan mengenai sedikitnya jumlah anak yang berminat untuk sekolah di sekolah pedalangan, Ekotjipto menanggapinya dengan dingin.
"Kalau yang sekolah dalang sedikit ya tidak apa-apa, masih banyak pendidikan non formal seperti sanggar yang bisa cetak dalang-dalang baru," kata Ekotjipto.
Menurutnya, sedikitnya minat terhadap sekolah pedalangan tak membuatnya pesimis karena hal itu tidak serta merta menjadi indikator kemunduran dunia pedalangan di Indonesia.
"Tidak perlu pesimis kalau yang sekolah dalang sedikit. Itu bukan indikator kemunduran dunia pedalangan di Indonesia," ujarnya.
Ekotjipto menyadari bahwa bagi sebagian besar orang tua, profesi dalang masih dipandang sebelah mata karena tidak mempunyai prospek yang menjamin di masa depan.
"Mungkin sebagian orang masih menganggap profesi dalang kurang meyakinkan untuk masa depan, tapi bagi yang benar-benar memilih profesi ini, saya yakin akan punya prospek juga," katanya.
"Generasi muda harus disuguhi dunia wayang di lingkungan keluarga dan sekolahnya, misalnya dengan menambah pelajaran atau ekstrakurikuler di sekolah mereka," kata Ekotjipto sesaat setelah ditetapkan menjadi Ketua Umum terpilih PEPADI periode 2008-2013, Rabu (17/12).
Lebih lanjut Ekotjipto mengatakan agar wayang harus dikemas dengan menarik agar mampu diminati oleh anak muda. Baginya pertunjukkan wayang di pusat perbelanjaaan moderen atau mal adalah salah satu cara efektif untuk menarik perhatian generasi muda terhadap wayang.
"Wayang masuk mal adalah salah satu cara untuk mendekatkan wayang kepada generasi muda. Hal ini telah dilakukan di sejumlah daerah seperti di Jakarta dan Yogyakarta," ujarnya.
Selain itu, tidak mungkin bagi wayang untuk dikenal jika tidak ada pertunjukkan wayang digelar. Oleh sebab itu, pada tahun mendatang pementasan wayang akan ditingkatkan.
Profesi Dalang Tidak Diminati
Sementara itu menjawab pertanyaan mengenai sedikitnya jumlah anak yang berminat untuk sekolah di sekolah pedalangan, Ekotjipto menanggapinya dengan dingin.
"Kalau yang sekolah dalang sedikit ya tidak apa-apa, masih banyak pendidikan non formal seperti sanggar yang bisa cetak dalang-dalang baru," kata Ekotjipto.
Menurutnya, sedikitnya minat terhadap sekolah pedalangan tak membuatnya pesimis karena hal itu tidak serta merta menjadi indikator kemunduran dunia pedalangan di Indonesia.
"Tidak perlu pesimis kalau yang sekolah dalang sedikit. Itu bukan indikator kemunduran dunia pedalangan di Indonesia," ujarnya.
Ekotjipto menyadari bahwa bagi sebagian besar orang tua, profesi dalang masih dipandang sebelah mata karena tidak mempunyai prospek yang menjamin di masa depan.
"Mungkin sebagian orang masih menganggap profesi dalang kurang meyakinkan untuk masa depan, tapi bagi yang benar-benar memilih profesi ini, saya yakin akan punya prospek juga," katanya.
Kirim Komentar