Jogja sempat menjadi ibukota negara Indonesia. Kyoto pun demikian. Jogja terkenal dengan sentra batik tulis. Kyoto juga dikenal dengan tenun tradisionalnya. Jogja adalah kota yang hingga kini tetap menjujung tinggi tradisi dan budaya di tengah modernisme. Kyoto pun tak beda, kota super-modern ini pun tetap menjujung tradisi lamanya.Berbagai kemiripan tersebut--antara Jogja-Kyoto--pun akan mudah didapatkan ketika memasuki ruang pameran Jogja National Museum mulai 16-22 Februari mendatang. Sejumlah praktik teknologi dan budaya antara kedua propinsi (baca: sister province) memang terlihat dapat saling bersinggungan dan paralel antara satu dengan yang lain.
Pada pameran tahunan ini di pamerkan produk-produk kolaborasi yakni teknologi dan seni antara Jogja-Kyoto seperti batik, kerajinan, foto-foto, dan sebagainya. Karya foto yang dipamerkan dalam pameran mampu menyimbulkan hubungan yang erat antara dua kota propinsi yang telah lebih dari dua dasawarsa ini menjalin hubungan sister province.
24 tahun telah berlalu sejak diresmikannya kerjasama sister province antara Jogja dan Kyoto. Pameran Technology Collaboration (Te-Collabo) sister province antara Jogja dan Kyoto diharapkan mampu memperkokoh hubungan kerja sama kedua kota propinsi yang telah terjalin.
Kirim Komentar