Jagongan Wagen yang untuk kesekian kalinya diadakan di Yayasan Bagong Kussudiardja, untuk edisi Maret 2009 diadakan pada Minggu (29/03) kemarin, agenda yang diadakan bulanan ini mengangkat tema The Body Dance.
Pertunjukkan kali ini menampilkan empat buah nomer tarian yang masing-masing dibawakan oleh Aji Purwantyo (Yogyakarta), Agus ‘bendhol’ Margiyanto (Surakarta), Ninin Tri Wahyuningsih (Yogyakarta), dan Muslimin (Surakarta).
Sesuai dengan tema pertunjukkan kali ini, yaitu mengenai tubuh dan tari, maka yang coba dimunculkan pada kesempatan ini adalah proses-proses di mana tubuh bebas mengekspresikan dirinya sendiri, terbebas dari kekangan tradisi yang umumnya selalu menyertai setiap gerak-gerik suatu tarian, seperti misalnya gaya Yogyakarta atau gaya Surakarta.
Tidak hanya itu, tubuh juga dipandang benar-benar memiliki kebebasan dan otonomi terhadap dirinya sendiri sehingga apa yang muncul dalam setiap gerakan merupakan bentuk kejujuran tubuh itu sendiri, tanpa dibebani oleh berbagai macam wacana dan pemaknaan, kecuali bentuk aktualiasi tubuh tersebut terhadap dirinya sendiri.
Sehingga, seperti nampak dalam pertunjukkan ini, gerakan-gerakan yang dimunculkan oleh penari seolah-oleh benar-benar terbebas dari berbagai macam batasan dan pemaknaan, sehingga jika yang mengamati gerakan-gerakan ini masih memakai "kacamata" wacana, tradisi, dan pemaknaan gerak, maka yang terlihat mungkin perpaduan berbagai macam gerak dari berbagai macam sumber-sumber tradisi seperti Jawa Klasik, tarian modern, hingga Butoh, bisa diamati muncul di sana.
Namun sesungguhnya, jika kembali kepada tema besar pertunjukkan kali ini, maka apa yang nampak dan terlihat itu sesungguhnya adalah bentuk kebebasan dan kejujuran ekspresi, imajinasi, dan impresi penari terhadap tubuh itu sendiri, tidak lebih dari itu.
Jagongan Wagen sendiri adalah program pergelaran dan apresiasi karya seni pertunjukan yang diselenggarakan secara rutin dan terbuka untuk umum pada setiap bulan oleh Yayasan Bagong Kussudiardja.
Pertunjukkan kali ini menampilkan empat buah nomer tarian yang masing-masing dibawakan oleh Aji Purwantyo (Yogyakarta), Agus ‘bendhol’ Margiyanto (Surakarta), Ninin Tri Wahyuningsih (Yogyakarta), dan Muslimin (Surakarta).
Sesuai dengan tema pertunjukkan kali ini, yaitu mengenai tubuh dan tari, maka yang coba dimunculkan pada kesempatan ini adalah proses-proses di mana tubuh bebas mengekspresikan dirinya sendiri, terbebas dari kekangan tradisi yang umumnya selalu menyertai setiap gerak-gerik suatu tarian, seperti misalnya gaya Yogyakarta atau gaya Surakarta.
Tidak hanya itu, tubuh juga dipandang benar-benar memiliki kebebasan dan otonomi terhadap dirinya sendiri sehingga apa yang muncul dalam setiap gerakan merupakan bentuk kejujuran tubuh itu sendiri, tanpa dibebani oleh berbagai macam wacana dan pemaknaan, kecuali bentuk aktualiasi tubuh tersebut terhadap dirinya sendiri.
Sehingga, seperti nampak dalam pertunjukkan ini, gerakan-gerakan yang dimunculkan oleh penari seolah-oleh benar-benar terbebas dari berbagai macam batasan dan pemaknaan, sehingga jika yang mengamati gerakan-gerakan ini masih memakai "kacamata" wacana, tradisi, dan pemaknaan gerak, maka yang terlihat mungkin perpaduan berbagai macam gerak dari berbagai macam sumber-sumber tradisi seperti Jawa Klasik, tarian modern, hingga Butoh, bisa diamati muncul di sana.
Namun sesungguhnya, jika kembali kepada tema besar pertunjukkan kali ini, maka apa yang nampak dan terlihat itu sesungguhnya adalah bentuk kebebasan dan kejujuran ekspresi, imajinasi, dan impresi penari terhadap tubuh itu sendiri, tidak lebih dari itu.
Jagongan Wagen sendiri adalah program pergelaran dan apresiasi karya seni pertunjukan yang diselenggarakan secara rutin dan terbuka untuk umum pada setiap bulan oleh Yayasan Bagong Kussudiardja.
Kirim Komentar