
"Saya membawakan dua nomor yakni "Gendring Party" yang bernuansa Cirebon dan "Impen-impenan" dari Banyuwangi. Pada tari "Gendring Party", saya mengenakan topeng dwi muka," kata Didik Nini Thowok kepada GudegNet di Srisasanti Gallery Yogyakarta, Rabu (29/04).
Selain Didik yang meraih komposisi terbaik, pada festival internasional akbar Korea Utara tersebut, penyanyi asal Solo Peni Candra Rini yang berprofesi sebagai sinden juga berhasil meraih medali perak dengan menyanyikan lagu Korea "Arirang".
Kontingen Indonesia yang secara resmi diundang oleh pemerintah Korea Utara mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Korea Utara baik sejak tiba hingga waktu pelaksanaan festival.
"Sejak hadir, kami telah disambut dengan antusias oleh masyarkat. Apalagi setelah kami tampil, kami selalu disambut dengan tepukan tangan," kata Didik yang telah mengunjungi lebih dari 30 negara di dunia ini dengan bangga.
Dengan mengikuti festival dwi tahunan tersebut, Didik mengaku ngiri dengan masyarakat Korea Utara yang dengan mudah mendapatkan segala fasilitas untuk berkegiatan seni budaya.
"Di Korea sana, pemerintah sangat mendukung kegiatan seni budaya, makanya tak heran bisa buat festival internasional yang diikuti oleh puluhan negara ini," ujarnya.
Di luar festival, selama berada di Korea Utara, Didik tak mengaku tak merasakan dan mengalami hal-hal mengerikan yang selama ini sempat dilihatnya lewat sejumlah pemberitaan. Menurutnya, yang ada hanya aman-aman saja.
"Korea Utara juga mengundang Amerika lho. Biarpun musuhan, tapi seni budaya ternyata bisa menyatukan siapapun. Tak pandang kamu dari mana, agamamu apa, dll," tegasnya sambil tersenyum.
April Spring Friendship Art Festival (ASFAF) adalah festival biennial Korea Utara yang menampikan pertunjukan seni budaya puluhan negara di dunia. Pada penyelenggaraannya tahun ini, festival ini diikuti oleh sekitar 26 negara dan diramaikan oleh sekurangnya 600 seniman dari seluruh dunia.
Kirim Komentar