![](/images/upload/hiv_aids.jpg)
Hal tersebut dinyatakan oleh Koordinator Program Pengembangan Media dan Pelatihan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, Mashoeroel Noer Poedjanadi di Yogyakarta, Selasa (1/12).
"Negara melupakan faktor-faktor lain yang menyebabkan orang menjadi berisiko terhadap HIV/AIDS seperti seorang ibu, anak, dan perempuan secara umum," ujarnya.
Menurutnya, saat ini cara pandang negara hanya sekadar dari perspektif medis saja, padahal seharusnya lebih dari itu seperti keterkaitan penderita positif dengan yang tidak.
"Negara harus menyediaan akses informasi yang mudah dan benar tentang HIV/AIDS bagi masyarakat. Selain itu, negara juga harus menjamin hak asasi para korban positif HIV/AIDS," pintanya.
Data dari Seksi Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Propinsi DIY menyatakan, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS di DIY. Hingga September 2009, terdapat 839 kasus yang terdiri dari 576 HIV positif dan 263 adalah kasus.
Dari jumlah tersebut, 37 kasus HIV terjadi pada anak-anak usia 0-14 tahun, serta pada ibu-ibu rumah tangga yang mencapai 14 kasus. Hal tersebut menandakan bahwa HIV/AIDS bisa menyerang siapapun.
Kirim Komentar