Hingga Desember 2009 lalu, jumlah pengidap HIV-AIDS di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 899 orang. Dari jumlah tersebut, Kota
Yogyakarta berada pada peringkat tertinggi dibandingkan dengan
kabupaten lainnya.
Hal tersebut terungkap dalam Semiloka Advokasi Media Massa dan kelompok Strategis Penanggulangan HIV-AIDS di The Phoenix Hotel Yogyakarta, Kamis (18/3).
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi DIY (KPA), Drs. A. Riswanto menyatakan persebaran jumlah tersebut sesuai dengan karakteristik kota Yogyakarta yang masyarakatnya lebih heterogen atau majemuk daripada kabupaten lain.
"Jumlah penderita HIV-AIDS paling tinggi ada di Kota Yogyakarta sebesar 255 untuk HIV dan 266 AIDS, Sleman terdapat pengidap HIV 110 dan AIDS 78, Bantul terdapat 64 HIV dan 29 pengidap AIDS, Kulon Progo terdapat 14 HIV dan 17 AIDS, dan sisanya Gunung Kidul," katanya sembari menyatakan bahwa mayoritas pengidap HIV-AIDS di DIY mengalami masa inkubasi 5 hingga 10 tahun dan di usia produktif 20 sampai 29 tahun.
Dari data tersebut, jumlah pengidap HIV sebanyak 609 orang, AIDS 290 dan yang sudah meninggal 94 orang. Komposisi penderita berdasarkan jenis kelamin dialami oleh kaum laki-laki sejumlah 317 atau 55 persen, wanita sebanyak 188 orang atau 32,63 persen dan sisanya 71 orang atau 12,32 persen tidak diketahui.
Untuk mengatasi dan menaggulangi hal tersebut telah dirancang startegi untuk meningkatkan dan memperluas cakupan penularan, perawatan dan pengurangan dampak negatif epidemi dengan meningkatkan akses dan penggunaan program mitigasi bagi mereka yang memerlukan.
Sedangkan untuk fokus program area berupa pencegahan dengan memperluas intervensi efektif, perawatan dan dukungan untuk pengobatan semua ODHA yang memenuhi syarat dan pengembangan lingkungan yang kondusif yang akan difokuskan di 478 desa di 175 kecamatan yang ada di DIY.
"KPA DIY juga akan menjalin kerjasama dengan dinas terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Agama dalam rangka menginformasikan perlunya penganggulangan HIV-AIDS sejak dini yang didukung media massa dan populasi kunci," tambahnya.
Dengan jumlah tersebut, DIY menduduki peringkat 11 jumlah penderita HIV-AIDS di antara kota-kota lain di Indonesia.
Sebagai informasi, DIY baru tahun 1992 terinveksi HIV-AIDS, sedangkan pada tahun 1992 hingga tahun 2003 masih mencapai angka dibawah 100 orang yang mengidap HIV-AIDS dan tahun 2009 di Desember 2009 telah menjadi 899 penderita.
Hal tersebut terungkap dalam Semiloka Advokasi Media Massa dan kelompok Strategis Penanggulangan HIV-AIDS di The Phoenix Hotel Yogyakarta, Kamis (18/3).
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi DIY (KPA), Drs. A. Riswanto menyatakan persebaran jumlah tersebut sesuai dengan karakteristik kota Yogyakarta yang masyarakatnya lebih heterogen atau majemuk daripada kabupaten lain.
"Jumlah penderita HIV-AIDS paling tinggi ada di Kota Yogyakarta sebesar 255 untuk HIV dan 266 AIDS, Sleman terdapat pengidap HIV 110 dan AIDS 78, Bantul terdapat 64 HIV dan 29 pengidap AIDS, Kulon Progo terdapat 14 HIV dan 17 AIDS, dan sisanya Gunung Kidul," katanya sembari menyatakan bahwa mayoritas pengidap HIV-AIDS di DIY mengalami masa inkubasi 5 hingga 10 tahun dan di usia produktif 20 sampai 29 tahun.
Dari data tersebut, jumlah pengidap HIV sebanyak 609 orang, AIDS 290 dan yang sudah meninggal 94 orang. Komposisi penderita berdasarkan jenis kelamin dialami oleh kaum laki-laki sejumlah 317 atau 55 persen, wanita sebanyak 188 orang atau 32,63 persen dan sisanya 71 orang atau 12,32 persen tidak diketahui.
Untuk mengatasi dan menaggulangi hal tersebut telah dirancang startegi untuk meningkatkan dan memperluas cakupan penularan, perawatan dan pengurangan dampak negatif epidemi dengan meningkatkan akses dan penggunaan program mitigasi bagi mereka yang memerlukan.
Sedangkan untuk fokus program area berupa pencegahan dengan memperluas intervensi efektif, perawatan dan dukungan untuk pengobatan semua ODHA yang memenuhi syarat dan pengembangan lingkungan yang kondusif yang akan difokuskan di 478 desa di 175 kecamatan yang ada di DIY.
"KPA DIY juga akan menjalin kerjasama dengan dinas terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Agama dalam rangka menginformasikan perlunya penganggulangan HIV-AIDS sejak dini yang didukung media massa dan populasi kunci," tambahnya.
Dengan jumlah tersebut, DIY menduduki peringkat 11 jumlah penderita HIV-AIDS di antara kota-kota lain di Indonesia.
Sebagai informasi, DIY baru tahun 1992 terinveksi HIV-AIDS, sedangkan pada tahun 1992 hingga tahun 2003 masih mencapai angka dibawah 100 orang yang mengidap HIV-AIDS dan tahun 2009 di Desember 2009 telah menjadi 899 penderita.
Kirim Komentar