Seni & Budaya

Museum Kekayon Koleksi Wayang Dua Abad

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00
Museum Kekayon Koleksi Wayang Dua Abad



Museum Kekayon berhasil didirikan oleh almarhum Prof. KPH Soejono Prawirohadikusumo pada sekitar tahun 1987. Saat ini, museum yang terletak di Jl. Wonosari Km. 7 No. 277 Bantul Yogyakarta tersebut menyimpan sekitar 25 jenis wayang yang jumlahnya lebih dari 5.500 koleksi wayang dari tahun 1800 hingga 2008.

Konon, Museum Kekayon terinspirasi oleh museum-museum yang ada di Belanda. "Pada waktu itu Bapak sedang menempuh pendidikan S2 di Belanda. Sepulangnya dari Belanda, beliau mulai mengumpulkan wayang sedikit demi sedikit dan membangun museum ini tahap demi tahap hingga selesai pada tahun 1987 yang ditandai dengan Surya Sengkala yang berbunyi Kekayon Siyaga Angesti Wiyata," ujar pengelola yang juga merupakan salah satu putra Prof. KPH Soejono, RM Donny S Megananda di Museum Kekayon, Selasa (16/3).

Donny menyatakan museum yang diresmikan oleh Gubernur DIY, K.G.P.A.A. Paku Alam VIII pada 5 Januari 1991 tersebut terdiri dari koleksi pribadi Prof. KPH Soejono yang mencapai sekitar 85 persen. Sedangkan selebihnya merupakan hibah dan titipan dari para pecinta seni pewayangan.

"Koleksi tertua berupa wayang golek thegul yang berusia 250 tahun dari Jepara. Sedangkan koleksi terbanyak berupa wayang kulit berjumlah 2.593 buah," tambah Donny yang juga sebagai Ketua III Badan Musyawarah Museum (Barahmus) DIY tersebut.

Nama Kekayon sendiri diambil Bahasa Jawa kuno yang berarti gunungan. Sedangkan gunungan sendiri berarti dunia kecil sebagai lambang kehidupan. Untuk itu, museum ini didirikan sebagai dunia kecil bagi preservasi kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang yang sekaligus memiliki fungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian dan rekreasi.

Di dalam kompleks museum terdapat gedung induk dengan arsitektur khas Jawa, lengkap dengan Kuncung, Pendopo, Longkang, Peringgitan, Ndalem dengan Sarean tengahnya.

Di sekitar gedung induk terdapat taman yang dilengkapi dengan replika-replika bangunan yang menggambarkan pengaruh kebudayaan asing yang pernah hadir di pulau Jawa, seperti kebudayaan China, Eropa dan Jawa.

Lebih lanjur Donny menjelaskan isi museum sendiri yang terdiri dari 9 unit  bangunan dengan koleksi ribuan jenis wayang dari seluruh kawasan nusantara dan mancanegara yang terdapat di dalam sembilan unit bangunan museum.

Koleksinya terdiri dari Wayang Purwa gaya Yogyakarta, Wayang Purwa gaya Surakarta, Wayang Madya dan Gedhog, Wayang Klithik, Krucil, dan Beber, Wayang Madura, Dupara, Kartasuran, Kidang Kencana, Wayang Bali, Suluh, Golek Menak, Golek Tengul, Wayang Jawa, Tutur, Diponegaran, Golek Cepak, Sejati, Aneka Topeng gaya Jogja, Bali & aneka kesenian tradisional, Wayang Kontemporer, Wayang Potehi dari China, Wayang Kanci,Wayang Thailand, Wayang Amerika, Wayang India, Wayang yang telah berusia dua abad, Wayang Khusus Kraton dan lain-lain.

"Koleksi masterpiece adalah wayang kulit seratus kurawa yang terbuat dari kulit kerbau dan koleksi yang unik lainnya adalah hubungan zodiak atau bintang dengan tokoh wayang. Ada pula wayang Golek Thengul asal Jepara, Jawa Tengah yang sudah berumur lebih dari 250 tahun. Wayang Klithik yang mirip wayang golek dan berasal dari daerah-daerah Banyuwangi, Tulungagung, atau Purworejo menggunakan kisah Damarwulan dan Minakjinggo sebagai jalan ceritanya," ungkapnya.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini