Salah satu Benda Cagar Budaya (BCB) yang ada di Yogyakarta yakni Pulau Panembung, saat ini dalam tahap renovasi. Kerusakan cukup parah yang terjadi pada bangunan yang berada di kompleks Istana Air Tamansari tersebut mengharuskan bangunan tersebut dipugar dan direvitalisasi.
Ketua Tim Pemugaran Pulau Panembung dari Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) DIY, Wahyu Astuti memaparkan sejak gempa 206 lalu, bangunan fisik Pulau Panembung mengalami kerusakan yang cukup parah. Untuk itu, agar tidak membahayakan wisatawan dan warga sekitar, bangunan tersebut mulai dipugar pada Februari lalu.
"Sejak gempa 2006 lalu, bangunan Pulau Panembung bisa dibilang dalam kondisi emergensi. Saat ini, kerusakan terus bertambah hingga mencapai 85 persen," katanya di Yogyakarta, Jumat (26/3).
Tuti menjelaskan bahwa kurun waktu yang diperlukan untuk memugar secara menyeluruh bangunan Pulau Panembung diperkirakan memakan waktu sekitar dua tahun. Rencananya, pemugarannya akan dilakukan oleh tim pemugar dalam dua tahap.
"Untuk tahap pertama telah dimulai pada Februari lalu hingga Desember mendatang. Tahap ini adalah tahap penguatan bangunan. Sedangkan tahap kedua akan dilakukan pada Februari hingga November 2011 mendatang yakni tahap penyempurnaan," tegasnya.
Pada proyek pemugarakan kali ini, tim pemugaran mengerahkan sekitar 15 pekerja dan BP3 DIY yang dibantu oleh juru pelihara Taman Sari untuk kembali memperkuat hingga menyempurnakan bangunan yang didirikan pada masa HB I pada sekitar tahun 1700-an tersebut.
"Selain mengerjakan pemugaran Pulau Panembung, pekerja juga membersihkan reruntuhan bangunan yang ada di sekitar bangunan tersebut yang diperkirakan telah lebih dari 250 tahun tak dipergunakan," tandasnya.
Menurut sejarah, Pulau Panembung digunakan oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagai tempat bermeditasi untuk mengutarakan permohonannya kepada Tuhan. Di sekitar Pulau Panembung juga terdapat Sumur Gumantung yang dipergunakan Sultan untuk mandi setelah melakukan meditasi.
Kirim Komentar