
Berkunjung ke kompleks Istana Air Tamansari seharusnya benar-benar mengunjungi seluruh bagian yang ada di bangunan yang dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I pada sekitar 1758 tersebut, yang memiliki empat bagian utama.
Keempat bagian utama tersebut adalah bagian pertama yang terdiri dari danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian kedua adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledoksari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.
Dari keempat bagian tersebut, Pasarean Ledoksari sepertinya menjadi tempat yang paling jarang dikunjungi karena tempatnya yang mungkin agak tersembunyi dan relatif kurang menarik dibandingkan dengan tempat populer lain di Tamansari.
Padahal, Ledoksari adalah situs yang merupakan bangunan pertama yang didirikan Sultan Hamengku Buwono I di kompleks Tamansari. Pada masanya, kono tempat tersebut berfungsi sebagai tempat peristirahatan Sultan bila sedang berada di Tamansari.
Karena kondisinya yang telah termakan oleh waktu, bangunan ini dipugar oleh Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) DIY pada tahun 2000 lalu selama sekitar dua tahun hingga konsidinya yang sangat laik untuk dikunjungi seperti saat ini.
Sepertinya, nama pasarean hanya dikonotasikan sebagai tempat yang keramat dan tidak perlu dikunjungi, padahal sebenarnya Pasarean Ledoksari dulunya digunakan sebagai tempat beristirahat Sultan.
"Pasarean tidak selalu diindetikkan dengan makam atau kuburan, pasarean bisa berarti tempat peristirahatan raja. Pada bangunan induknya terdapat dua buah tempat tidur, sedangkan disamping bangunan induk kanan dan kirinya terdapat kamar ganti dan kamar kecil. Bangunan ini paling dikeramatkan karena sangat mistis," ujar Ketua Unit Kraton Yogyakarta Wahyu Astuti di Kompleks Istana Air Tamansari, Yogyakarta, Senin (29/3).
Tuti menceritakan, bangunan Pasarean Ledoksari ini juga memiliki bangunan pendukung lainnya yang bisa menjadi pengganti Kraton ketika Sultan tidak berada di Kraton Yogyakarta.
Sebelum memasuki Pasarean Ledoksari, terlebih dahulu melewati sebuah bangunan yang disebut Blawong yang baru ditemukan pada tahun 2004 kemudian dipugar tahun 2008 terletak di timur pasarean.
"Lantai pada pintu gerbang sebelum memasuki bangunan induk Pasarean Ledoksari masih asli bangunan semula yang berbeda dengan lantai disekitarnya yang berwarna merah karena dibuat dari semen merah," tandasnya
Selanjutnya, begitu memasuki bangunan induk dapat ditemui bekas tirai sebelum memasuki kamar tidur Sultan. Didalamnya terdapat dua buah tempat tidur yang tampak megah. Masih dalam bangunan induk, di sebelah barat terdapat kamar kecil yang dilengkapi dengan toliet. Keluar dari bangunan induk, dapat dilihat kamar ganti yang berada di kanan dan kirinya.
"Keluar dari bangunan induk, di sebelah baratnya terdapat bangunan yang disebut Gedung Madaran yang berfungsi sebagai dapur pada waktu itu. Didalamnya terdapat tungku-tungku besar yang dibuat dari batu beserta tempat penyimpanan perkakas dapur," ujarnya.
Tuti menyayangkan masih minimnya atau jarang sekali para wisatawan berkunjung di Pasarean Ledoksari dan sekitarnya karena wisatawan hanya mengunjungi tempat-tempat yang sudah terkenal seperti Pasiraman Umbul Binangun, Pulo Kenanga dan Sumur Gumuling. Padahal Pasarean ini tidak kalah menariknya dengan bangunan-bangunan lain yang berada di Kompleks Taman Air Tamansari karena pasarean inilah bangunan yang pertama kali didirikan di wilayah kompleks taman air ini.
Harapan kedepannya para guide atau pemandu wisata di Tamansari dapat mensosialisasikan keberadaan tempat ini kepada para wisatawan yang berkunjung dan tidak hanya membawa ke area yang sudah sering dikunjungi. Dari pihak pengelola sendiri saat ini hanya bisa mengenalkan tempat ini apabila ada sekolah internasional atau mahasiswa yang mengajukan permohonan wisata minat khusus sebagai sarana edukasi yang sifatnya bukan komersial.
Kirim Komentar